Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Bukannya tambah kokoh, Jembatan di Tiyuh Mulyajadi, Kecamatan Gunung Terang, Tulangbawang Barat (Tubaba) yang baru saja selesai diperbaiki lantaran hasil pembangunannya dikeluhkan warga, malah mengkhawatirkan.
Pasalnya, kondisi pondasi bangunan (jembatan) tersebut bergeser, pun talud ambrol diterjang air hujan.
Proyek jembatan yang dibangun menggunakan dana APBD Provinsi Lampung tahun anggaran 2018 tersebut diduga dikerjakan pihak rekanan asal jadi alias tidak mengedepankan kualitas, bahkan tidak transparan lantaran tidak memasang plank proyek di lokasi.
\”Baru diguyur hujan 10 menit, kondisi jembatan yang baru diperbaiki lantaran telah dikeluhkan warga dan diberitakan media massa dan online, kini kondisinya malah makin menghawatirkan, pondasi bangunan jembatan tersebut mulai bergeser, talud jembatan ambrol, dan tanah timbunan amblas karena terbawa air hujan,\” terang Baharuddin, Anggota DPRD Tubaba Dapil 3 kepada netizenku.com, Rabu (25/7).
Baharuddin menjelaskan, bangunan jembatan tersebut mulai dikerjakan pihak rekanan sekitar akhir Mei 2018 dan sekarang kondisi kerusakan semakin menghawatirkan.
\”Kami khawatir jembatan tersebut ambruk. Selain memutus akses, juga akan merugikan negara karena menghabiskan anggaran ratusan juta, rupiah, tetapi tidak ada manfaatnya,\” paparnya.
Jembatan tersebut, lanjut dia, berada di Tiyuh Mulyojadi di ruas jalan provinsi yang menghubungkan antara Kecamatan Gunung Terang dengan Kecamatan Batu Putih, jalan ini juga penghubung ke Kabupaten Way Kanan. Atas kerusakan tersebut, pengguna jalan khawatir saat melintasi jembatan tersebut, terutama kendaran roda empat yang bermuatan, akan terperosok. “Pekerjaan ini tidak wajar. Dibangun Bulan puasa kemarin, sekarang sudah terlihat tanda-tanda kerusakan,” terang Bahar.
Menurutnya, sejak awal pengerjaan proyek jembatan tersebut, dirinya sudah melihat gelagat atau i’tikad yang tak baik dari pihak rekanan, lantaran tidak memasang plank proyek. Dan ketika ditanya siapa pemborongnya, pekerja mengungkapkan tidak tahu-menahu, selebihnya hanya disuruh untuk bekerja.
“Dinas PU Provinsi harus tegas, cek kondisi bangunan dan merekomendasikan agar rekanan membongkar jembatan dan dikerjakan ulang jangan di beri PHO atau FHO. Sebab, kalau dibiarkan, khawatir semakin ambruk dan memakan korban jiwa,” pungkasnya. (Arie)