Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Provinsi Lampung menyampaikan wacana pembangunan jembatan penghubung di Kota Bandarlampung, dari Bukit Kunyit Kecamatan Bumi Waras-Duta Wisata Kecamatan Telukbetung Timur.
Jembatan sepanjang 7 kilometer membentang di atas permukaan laut, Teluk Bandarlampung, digadang-gadang menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.
\”Dari Bukit Kunyit kita buatkan jembatan panjang menuju wilayah Duta Wisata lebih kurang 7 kilometer dengan biaya Rp2,4 triliun,\” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat membuka Musrenbang Kota Bandarlampung di Aula Gedung Semergou Pemkot setempat, Senin (29/3).
\”Desainnya sudah, kalau nanti ada kesempatan kasih ke Wali Kota (Eva Dwiana) tetapi tetap bahwa ini usaha,\” lanjut dia.
Pembangunan jembatan tersebut diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dari Pulau Sumatera atau Jawa yang ingin ke berwisata ke daerah Pesawaran dan Tanggamus seperti Teluk Kiluan, Pulau Pahawang, serta daerah-daerah di Tegal Mas.
\”Ini menjadi wisata yang berpotensi pada masa yang akan datang. Tadi Bu Wali mengatakan bahwa daerah pariwisata kurang, menurut saya harus bekerja sama dengan Pesawaran. Mereka punya sumber daya alam tapi sumber daya manusianya dari Kota Bandarlampung,\” kata Arinal.
Selanjutnya Pemerintah Provinsi Lampung akan membentuk focus group discussion (FGD) bersama Pemerintah Kota Bandarlampung terkait wacana tersebut.
\”Tapi ini kita buat FGD saja, untuk Kota Bandarlampung menjadi lambang provinsi yang pada masa depan akan baik lagi,\” ujar dia.
Baca Juga: Tujuh Prioritas Pembangunan Pemkot Bandarlampung di RKPD 2022
Dikutip dari Rancangan Teknokratik RPJMD Kota Bandarlampung Tahun 2021-2025, pengembangan konektivitas wilayah merupakan salah satu misi pembangunan daerah Tahun 2019–2024 Provinsi Lampung dalam rangka mencapai visi Rakyat Lampung Berjaya.
Infrastruktur Lampung Berjaya dengan konektivitas antar kabupaten/kota ini untuk mengembangkan pusat pertumbuhan baru, infrastruktur untuk kawasan wisata, infrastruktur pertanian, pelabuhan dan infrastruktur telekomunikasi.
Hal ini sejalan dengan program pembangunan Pemerintah Kota Bandarlampung yakni meningkatkan aksesibilitas menuju Jalan Tol Trans Sumatera.
Pembangunan Jalan Tol Bakauheni (Lampung Selatan)–Terbanggi Besar (Lampung Tengah) yang beberapa interchange atau simpang susunnya ada di Kota Bandarlampung menjadi isu strategis dalam dokumen Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (PK RTRW) Kota Bandarlampung.
Sektor yang tengah difokuskan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung adalah pariwisata, baik dalam rangka menunjang pembangunan pariwisata di Sumatera bagian Selatan maupun mendayagunakan potensi keindahan alam Kota Bandarlampung.
Pengembangan obyek wisata pantai dan laut serta perbukitan dalam Kota Bandarlampung menciptakan daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara.
Kelengkapan yang dapat dipersiapkan oleh Kota Bandarlampung adalah penyediaan prasarana dan jasa pariwisata seperti perhotelan, restoran, agen perjalanan, perbankan, dan infrastruktur pendukung lain.
Data Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung Tahun 2020 menyebutkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Kota Bandarlampung berdasarkan jumlah tamu hotel di Bandarlampung sejak 2015-2019 terus meningkat.
Wisatawan nusantara pada 2015 (100.176), 2016 (111.612), 2017 (117.193), 2018 (599.460), 2019 (1.064.493) jiwa.
Wisatawan mancanegara pada 2015 (488), 2016 (313), 2017 (339), 2018 (4.589), 2019 (22.218) jiwa.
Data Dinas Pariwisata Kota Bandarlampung juga menyebutkan terdapat 112 hotel, 723 rumah makan/restoran, dan 58 objek wisata.
Pariwisata Kota Bandarlampung perlu menjadi perhatian mengingat banyak potensi pariwisata yang bisa digali dan dikembangkan. Sehingga, ke depan, kategori pariwisata menjadi unggulan daerah yang akan mendorong sektor lainnya untuk berkembang.
Data BPS Kota Bandarampung Tahun 2020 menyebutkan akomodasi dan makan minum terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandarlampung dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami kenaikan, 2015 (2.74), 2016 (2.81), 2017 (2.82), 2018 (2.84), 2019 (2.90) persen.
Permasalahan terkait urusan pariwisata di Kota Bandarlampung antara lain sektor pariwisata yang menurun akibat Pandemi Covid-19, kurangnya sajian atraksi pariwisata budaya di tempat destinasi pariwisata.
Kemudian rambu petunjuk jalan ke arah tempat wisata masih sangat minim, kurangnya pemandu wisata berbahasa asing khususnya selain berbahasa Inggris, dan terbatasnya tenaga kerja tersertifikasi. (Josua)