Bandarlampung (Netizenku): Bertambah jumlah kendaraan dengan intensitas yang tinggi, pastinya membuat pemerintah untuk berpikir bagaimana untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Untuk mengentaskan permasalahan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung sudah sejak lama membangun jembatan penyebrangan dipusat kota, yang juga merupakan salah satu pusat perekonomian di Kota Tapis Berseri, seperti jembatan yang ada di ruas Jalan RA Kartini.
Walaupun demikian, kesadaran masyarakat untuk menggunakan sarana tersebut, masih dihalangi oleh berbagai alasan. Salah satunya Nadya (21), ia lebih memilih ‘menari’ diantara kendaraan, ketimbang menggunakan jembatan penyebrangan dengan alasan terburu-buru.
“Saya buru-buru mas, makany tidak pakai jembatan. Kalau harus naik dulu ke jembatan penyebrangan, pastinya lebih memakan waktu,” ujarnya, saat diwawancarai di ruas Jalan RA Kartini kemarin, Selasa (6/2).
Berbeda dengan Nadya, Diki (16) salah seorang siswa SMA di Bandarlampung, mengaku lebih memilih jembatan penyebrangan untuk keselamatan dirinya. “Lebih aman lewat sini sih bang. Kalau lewat bawah terlalu banyak mobil sama motor. Bukannya apa-apa, nanti malah ngerepotin orang rumah kalau kenapa-kenapa,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan lapangan, dalam kurun waktu 10 menit, jembatan penyebrangan di ruas Jalan RA Kartini hanya dilalui oleh 2 orang, sedangkan yang menyebrang langsung di jalan mencapai 13 orang. Hal ini merupakan cermin dari kurangnya kesadaran atas keselamatan warga di Bandarlampung.(AGIS)