Bandarlampung (Netizenku.com): Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, beberkan strategi menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 untuk berperan dalam menggapai Indonesia emas 2045.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, mengatakan daerah Lampung merupakan salah satu wilayah dengan bonus demografi bagus sesuai yang dikatakan Presiden RI.
Itulah sebabnya untuk berperan menggapai Indonesia emas 2045, perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.
Sehingga dapat berbondong-bondong menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya dan dapat mengembangkan perekonomian daerah Lampung.
“Bisa kita lakukan melalui hilirisasi. Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi serta meminimalisasi dampak lingkungan, sebagaimana kriteria dalam pengelolaan pertumbuhan perekonomian berkelanjutan,” jelas dia saat memimpin Upacara HUT RI ke-78, Kamis (17/8).
Hilirisasi itu, kata dia, harus melibatkan semua lini, baik pelaku UMKM, petani, dan nelayan, serta dapat memaksimalkan hasil bumi di daerah Lampung.
Apa lagi daerah Lampung, memang sebagai lumbung pangan yang tercermin dari komoditas unggulan pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
“Kita perlu melakukan hilirisasi untuk komoditas unggulan yang dimiliki Provinsi Lampung, agar memiliki nilai tambah, bukan hanya ekspor bahan mentah,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Lampung juga memiliki potensi panas bumi untuk sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 1.243 Mega Watt yang tersebar di 13 titik dan baru termanfaatkan sebesar 220 Mega Watt yaitu di PLTP Ulu Belu Tanggamus.
Iapun menyadari potensi sumber daya alam terdapat di desa-desa. Oleh karena itu, untuk mendorong terjadinya pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan. Penguatan program harus dimulai dari desa.
“Membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah perdesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan, sudah menjadi komitmen sejak awal kepemimpinan saya yang tertuang dalam misi ke-5 Pemerintah Provinsi Lampung. Dengan dukungan berbagai program unggulan seperti Kartu Petani Berjaya, Smart Village berbasis digital, dan lain – lain,” tambahnya.
Selain itu, upaya pengelolaan pungutan pajak kendaraan bermotor melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dinilai sebagai terobosan yang berdampak signifikan lantaran dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi BUMDes.
“Ke depan, BUMDes sebagai lembaga ekonomi desa diharapkan mampu berperan efektif sebagai lokomotif baru bagi kegiatan perekonomian warga desa,” tutupnya. (Luki)