Bandarlampung (Netizenku.com): Jikalau mendengar Hari Kartini atau Hari Pahlawan, masyarakat Indonesia pastinya sudah sangat familiar dengan 2 hari besar tersebut. Lain halnya dengan hari-hari besar nasional di atas, ternyata Indonesia memiliki hari besar yang jatuh pada tanggal 26 April, yaitu Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN).
Awalnya, HKBN hanya diperingati di internal Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Indonesia, hingga akhirnya Gema HKBN terdengar sedikit lebih jelas pada sosialisasi yang dilakukan oleh BNPB di 2017 lalu, dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Turut merasakan semangat HKBN, Netizenku.com pun menemui para ‘Satria Biru’ (julukan masyarakat untuk anggota BPBD) untuk mendapati makna HKBN dari orang-orang yang selalu terlihat di lokasi bencana ini.
Komandan Kompi (Danki) BPBD Bandarlampung, Gatot Sugianto, memaknai HKBN lebih kepada semangat kesadaran bersama dalam mewaspadai bencana yang pastinya tidak dikehendaki oleh siapapun. “HKBN bagi saya lebih kepada kesadaran bersama terhdap bencana. Bukan hanya BPBD, masyarakat pun harus turut waspada akan datangnya bencana,” kata Gatot saat ditemui di Kantor BPBD Bandarlampung, Kamis (26/4).
Pria yang membawahi 3 pleton dengan masing-masing anggota sebanyak 65 orang ini, juga mengkisahkan kejadian lucu yang didapati di lapangan. “Banyak yang lucu mah Mas, masyarakat kita ini kadang-kadang aneh. Sempat kami terjun ke rumah warga hanya untuk menyelamatkan kucing yang masuk ke sumur. Pernah juga pas musim batu cincin, ada orangtua yang bawa anaknya kesini, karena cincinnya tidak bisa dilepas dari jari anaknya,” ujar pria yang telah mengabdikan diri selama 21 tahun di BPBD Bandarlampung ini.
Kemudian, Komandan Pleton (Danton) B, BPBD Bandarlampung, Muhadi, memaknai HKBN lebih kepada semangat anggota untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, walaupun terkadang sering diremehkan.
\”Kalau saya sih lebih memaknainya sebagai semangat untuk terus berbuat baik walaupun terkadang ada saja yang meremehkan. Misalnya kalau kita turun ke lokasi kebakaran dengan medan yang cukup sulit. Air yang kita bawa di mobil pemadam itu kan biasanya hanya bertahan sepuluh menit, karena api belum padam, ada aja yang nyeletuk ‘kok bawa air cuma lima ember’, kami sih sudah biasa yang begitu, pura-pura tuli aja,” ucap Muhadi seraya tersenyum.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, M Rizky mengaku akan melakukan sosialisasi secara masif, guna mengajak masyarakat untuk waspada akan bencana. “Kalau pemaknaan kurang lebih sama lah. Mudah-mudahan HKBN juga dikenal dan lebih familiar di telinga masyarakat, agar semangat sadar bencana dapat bermanfaat dalam kehidupan,” pungkasnya.(Agis)