Soekarno Bilang ke Saya: “Merdeka, Bung!”

Redaksi

Sabtu, 23 April 2022 - 19:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku.com): Nyaris tiga bulan terakhir saya berinteraksi dengan tokoh-tokoh kader PDI Perjuangan di Lampung. Saya sambangi mereka satu per satu. Lelah, memang, tapi saya senang.

Hasil perbincangan itu saya catat. Saya rangkum. Lalu saya jalin biar saling terhubung. Ibarat menjahit pakaian, untaian penggalan cerita dari masing-masing kader itu saya jahit. Saya padu padankan antara bagian potongan yang satu dengan bagian potongan lain. Biar selaras, biar apik saat nanti pakaiannya jadi.

Kini, untaian cerita itu sudah terhimpun dalam buku 230 halaman bertajuk “Merawat Perjuangan”. Ohhh…lega rasanya mendapati karya sudah rampung. Sebuah buku yang memuat sejarah panjang dan berdarah-darah PDI Perjuangan di Lampung.

Selama menulis buku tersebut, saya masih menyempatkan diri untuk membaca buku-buku Soekarno. Saya membaca buku-buku Soekarno bukan tanpa alasan. Saya coba menyelami pemikiran besar beliau, sikap politik dan pilihan strategi taktis dari Anak Sang Fajar itu.

Langkah ini saya tempuh untuk menyerap atmosfir “Dunia Soekarno” yang oksigennya kental terhirup di kalangan kader PDI Perjuangan. Saya berupaya “mencuri” cita rasa itu biar merasuk ke alam pikiran saya yang nantinya bakal menjalari alur cerita buku “Merawat Perjuangan” yang sedang saya tulis ketika itu.

Baca Juga  Melahirkan di Tengah Pandemi Covid-19

Anehnya, buku sudah tuntas saya tulis, tapi pemikiran dan spirit Soekarno masih tetap kuat menggantung di langit-langit benak saya. Hingga pada suatu sore menjelang petang, sambil menunggu waktu berbuka puasa, saya duduk di sofa yang menghadap ke pintu.

Posisi ini memang favorit saya, lantaran semilir angin kaki pegunungan yang sejuk dan syahdu biasanya langsung menyergap. Membelai-belai hingga kepala saya terantuk-antuk menahan kantuk. Hampir bisa dipastikan saya selalu kalah melewati pertempuran itu. Saya pun terlelap.

Tapi, tiba-tiba saya berada di sebuah ruangan tertutup. Pada salah satu dindingnya terdapat rak buku yang berisi buku-buku Soekarno. Sementara di dinding lainnya saya dapati foto Bung Karno dengan tatapan khas tegas tapi meneduhkan.

Saya makin bingung saat mengetahui ada orang banyak duduk berjajar di kursi-kursi yang tersusun rapi. Mereka yang jumlahnya puluhan itu duduk termangu ke arah saya. Astaga, saya mengenali orang-orang itu. Mereka adalah para narasumber yang penuturannya saya rangkum di buku “Merawat Perjuangan” yang notabene kader-kader PDI Perjuangan.

Baca Juga  Bedebah Itu Lebih Berbahaya Ketimbang Corona

Namun, anehnya lagi, saya seperti punya keberanian tingkat dewa untuk tetap berada di posisi itu. Saya duduk di kursi depan dan berhadapan dengan barisan narasumber yang menyesaki ruangan. Belum tuntas saya menguasai diri, tetiba mulut saya spontan bergerak dan meluncurlah kata-kata.

“Saudara-saudari semua, kalian tentu sudah memahami roh yang bersemayam di otak dan detak jantung PDI Perjuangan. Tiada lain dan tiada bukan adalah pemikiran dan spirit Soekarno. Saudara-saudari adalah penerusnya. Betul?” tanya saya tanpa ragu yang segera disahuti oleh barisan kader di hadapan saya, “Betul!!!”

“Saudara-saudari semua, kalau memang betul jiwa dan pemikiran Soekarno bersemayam di diri kita, sudahkah Saudara-saudari pahami, intelektualitas yang dimiliki Soekarno? intelektualitas yang mampu mengantarkannya menulis 500 artikel berbobot dikala usianya baru menginjak 21 tahun.

Sementara kita hari ini, belum pernah bisa menulis satu artikel pun yang menyamai bobot kualitas artikel Soekarno. Saudara-saudari pernahkah memahami itu?” tanya saya. Lama saya menunggu tapi kali ini tidak terdengar koor sahutan. Suasana ruangan tetap sunyi.

“Soekarno membekali dirinya dengan intelektualitas sehingga menjadi pelopor. Sebaliknya, bila mengenyampingkan intelektualitas jangan kaget kalau kita terus menerus jadi pengekor. Relakah Saudara-saudari membiarkan kader PDI Perjuangan menjadi pengekor di antara kader-kader partai lain?” sergah saya yang sontak disambut gegap gempita teriakan, “Tidakkkk!!!”

Baca Juga  “Seistimewa Apa Batik Garuda Lambar?

“Kalau begitu, segera beranjak, bergegaslah. Bekali kader dengan semangat membaca, kembangkan literasi, agar kader-kader PDI Perjuangan layak disebut sebagai pelopor layaknya Bung Karno, bukan pengekor…!” pungkas saya.

Saya menunggu sambutan gemuruh seperti tadi. Tapi yang saya tunggu tak kunjung terwujud. Malah saya mendapati ruangan itu tiba-tiba terang benderang yang menyilaukan pandangan saya, hingga akhirnya muncul bayangan sosok gagah berpeci yang mengangkat kepalan tangan kanannya.

Saya coba mengenali wajah sosok itu. Tapi tidak berhasil karena cahaya terang di belakang siluet itu begitu benderang. Sampai akhirnya terdengar pekikan dari sosok siluet tadi kepada saya, “Merdeka, Bung!!!”

Saya gemetar menyaksikannya. Tanpa disadari tangan kanan saya ikut mengepal dan dalam sekejap terangkat pasti sambil memekik, “Merdekaaaaaa…!!!”

“Pa….Papa…!!! Papa kenapa, mimpi, ya? Bangun, Pa. Sudah bedug. Kita buka puasa,” ucap istri saya usai mengguncang-guncangkan pundak saya agar terbangun dari lelap tidur. (Hendri Std)

Berita Terkait

Ini Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Ekspor Impor Lampung
Senam Ritmik Lampung Persembahkan Emas dan Perak PON XXI
Akankah Parosil Melenggang Tanpa Lawan di Pilkada Lambar?
Tidak Kalah Genting dengan Politik Uang, Netralitas ASN Jadi Momok Pilkada 2024
Bumi Manusia dan Penawaran Pelajaran Hidupnya
Demokrasi Lampung Rusak, Penyelenggara Sibuk “Main Mata” dengan Caleg
Pasca Jadi Bahasa Resmi UNESCO, Ini Tindak Lanjut Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jungkir Balik Juga Perlu Pelumas

Berita Terkait

Rabu, 20 November 2024 - 13:39 WIB

Belasan Personel Polres Pringsewu Terima Penghargaan Khusus

Senin, 18 November 2024 - 19:24 WIB

Sinergi PWI-Polres Pringsewu Wujudkan Keterbukaan Informasi Kredibel dan Akuntabel

Senin, 18 November 2024 - 16:39 WIB

Polres Pringsewu Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang di Pilkada Serentak 2024

Jumat, 15 November 2024 - 19:18 WIB

Terobosan Bidang Kesehatan Stem Cell dan Kanker, Pemkab Pringsewu Jalin Kerjasama dengan SCCR Indonesia

Jumat, 15 November 2024 - 13:06 WIB

Aksi Sosial Jajaran PWI Pringsewu Berbagi 150 Nasi Bungkus di RSUD

Kamis, 14 November 2024 - 16:36 WIB

Polres Pringsewu Akan Tindak Tegas Politik Uang dan Politik Identitas

Kamis, 14 November 2024 - 16:31 WIB

Pekon Panggungrejo Ikuti Penilaian Kampung Pancasila Tingkat Nasional

Rabu, 13 November 2024 - 18:22 WIB

Polres Pringsewu Amankan Kampanye Pilkada 2024

Berita Terbaru

Penjabat bupati Lampung Barat, Nukman memimpin rakor DESK Pilkada di aula Pesagi, Kamis (21/11).

Lampung Barat

Jelang Pilkada, Nukman Pimpin Rakor DESK

Kamis, 21 Nov 2024 - 17:11 WIB

Tanggamus

Direktur PT FBA Seret 2 Tersangka Baru Kasus Korupsi

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:47 WIB

Bandarlampung

Teguh Endaryanto Nakhodai PERHEPI Bandar Lampung

Kamis, 21 Nov 2024 - 16:45 WIB

Tanggamus

Kejari Tanggamus Musnahkan Barang Bukti yang Telah Inkracht

Kamis, 21 Nov 2024 - 15:41 WIB