Bandarlampung (Netizenku.com): Menjawab kebutuhan transportasi desa yang ramah lingkungan, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) resmi meluncurkan Mobil Desa Berbahan Bakar Minyak Sawit Murni yang diberi nama CEPOV ITERA-1.
Mobil dengan nama Combustion Engine Palm Oil Vehicle atau CEPOV ITERA 1 yang dibuat oleh Tim Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin ITERA ini memanfaatkan minyak nabati sebagai bahan bakar untuk menggantikan bahan bakar fosil.
Mobil CEPOV ITERA-1 diluncurkan bersamaan dengan Sidang Terbuka Wisuda ke-10 ITERA, Sabtu, 26 Maret 2022.
Baca Juga: ITERA Gelar Wisuda Perdana di Masa Pandemi Covid-19
Rektor ITERA Prof. Dr.-ing. Drs. Ir. Mitra Djamal IPU., secara resmi meluncurkan karya ITERA tersebut, dengan simbolis pemotongan pita dan mengendarai CEPOV ITERA-1 di hadapan para wisudawan dan tamu undangan.
“Mobil desa ramah lingkungan karya ITERA ini, menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat pedesaan dan menjadi solusi pengembangan kendaraan berbahan bakar non fosil yang lebih ramah lingkungan,” ujar Rektor.
CEPOV ITERA-1 dirakit sejak November 2021 oleh tim dosen Teknik Mesin ITERA yang terdiri dari Rico Aditia Prahmana, M.Sc sebagai ketua tim, Lathifa Putri Afisna, M.Eng, T.M. Indra Riayatsyah, M.Eng,Sc, Achmad Gusfahmi, M.Si, dan Hadi Teguh Yudistira, Ph.D.
Mobil yang dibuat atas gagasan dari Rektor ITERA Prof. Mitra Djamal, dan Staf Ahli Rektor ITERA Prof. Deny Juanda Puradimaja, tersebut dirancang sesuai kebutuhan aktivitas masyarakat desa sebagai mobil tangguh pengangkut hasil bumi.
Mobil berjenis pick-up dengan motor diesel berkapasitas 7.5 hp yang telah dimodifikasi ini, mampu beroperasi dengan kecepatan antara 20-50 km/jam.
Ketua Tim Pembuat CEPOV ITERA-1, Rico Aditia Prahmana, M.Sc., menyampaikan, CEPOV ITERA-1 memiliki keistimewaan dalam pemanfaatan minyak sawit nurni sebagai bahan bakar.
Berdasarkan hasil uji Laboratorium Konversi Energi ITERA, mobil CEPOV ITERA-1 dapat menempuh jarak sejauh 10 km dalam setiap 1 liter bahan bakar minyak sawit murni yang digunakan.
Dalam proses produksinya, minyak sawit murni yang dijadikan bahan bakar tidak harus melalui konversi menjadi biodiesel, sehingga dapat menghemat biaya produksi.
Pembuatan bahan bakar minyak sawit murni dilakukan melalui proses pengepresan biji sawit dan pemurnian berupa proses degumming untuk menghilangkan getah fosfolipid dan zat lain yang terbawa saat pengepresan.
Berdasarkan perlakuan di laboratorium, 1 Liter minyak sawit mentah atau CPO dapat menghasilkan sebanyak 800 mL atau 80% minyak sawit murni atau PPO.
Saat ini, CEPOV ITERA-1 yang telah selesai produksi tahap pertama atau full mekanik dan masih akan terus disempurnakan, hingga dapat benar-benar menjadi mobil desa ramah lingkungan dan sesuai kebutuhan. (Josua)