Bandarlampung (Netizenku.com): Rencana Pemerintah Kota Bandarlampung membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dialihkan dengan memproduksi briket memanfaatkan sampah di TPA Bakung.
\”Dulu rencana kita itu energi yang dihasilkan listrik oleh sampah dan dibeli PLN, yang boleh beli listrik itu kan PLN. Kalau PLN enggak mau beli, mau dijual kemana karena PLN sendiri sudah surplus,\” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandarlampung, Khaidarmansyah, Selasa (23/3).
Namun usai dilakukan survei dan studi pengkajian bersama Kementerian PUPR, lanjut dia, Bandarlampung cocok memproduksi briket.
\”Briket itu kayak batubara. Jadi sampah itu nanti diolah menjadi briket yang akan dibeli PLTU Tarahan. Jadi PLN-nya janji dia kan beli itu. Dalam sehari ada 900 ton sampah di TPA Bakung yang akan kita olah,\” ujar Khaidarmansyah.
Dalam rapat virtual bersama pemerintah pusat di Command Center Pemkot, PLN akan membantu Pemda untuk mengatasi masalah sampah, dengan catatan, sampah itu bisa jadi listrik atau briket.
\”Tadi yang dibahas khusus untuk briket, kalau untuk listrik itu hanya 10 kota yang ada di Indonesia. Di luar 10 kota itu harus pakai briket,\” kata dia.
Saat ini pihak ketiga yang siap bekerja sama membantu pemerintah kota adalah PT WIKA (Wijaya Karya).
\”Di samping itu kita cari lagi pembanding paling tidak ada 2 perusahaan, mana yang lebih efisien dan menguntungkan kita, akan kita pakai membangun instalasi pengolahan sampah jadi briket,\” ujar dia.
Khaidarmansyah menjelaskan tidak semua sampah bisa diolah menjadi briket sehingga sampah di TPA Bakung akan dipilah-pilah terlebih dulu.
\”Sampah harus dipisah dulu, plastik dan kaca enggak bisa. Produktifitasnya tergantung sampah kita itu, mana yang bisa jadi briket dan tidak bisa jadi briket,\” kata dia.
Sebelum membangun pengolahan briket di TPA Bakung, pemerintah kota akan mengadakan studi banding ke Tangerang untuk mempelajari pengolahan limbah hasil produksi briket dan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat sekitar.
\”Pasti akan kita kaji. Untuk amdalnya dibuat oleh ahlinya, mudah-mudahan tidak ada pencemaran lingkungan, masyarakat sekitar tidak dirugikan. Pelaksanaannya sesegera mungkin, pokoknya tahun ini sudah jalan,\” pungkas dia.
Pengolahan sampah menjadi briket diharapkan dapat mengatasi persoalan sampah di Kota Bandarlampung dan wilayah sekitarnya karena pemerintah kota juga akan menerima sampah dari daerah lainnya seperti Pringsewu, Pesawaran, dan Lampung Selatan. (Josua)