Bandarlampung (Netizenku.com): Memasuki pertengahan Januari, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung mencatat sekitar 30 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di kota setempat.
Menurut Kepala Dinkes Kota Bandarlampung, Edwin Rusli, terdapat beberapa kasus telah teridentifikasi yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegyptia.
Namun puluhan kasus DBD saat ini belum tercatat adanya korban jiwa. Meski demikian perlu adanya kewaspadaan dalam menyikapi curah hujan dengan intensitas tinggi yang sering terjadi beberapa waktu ini.
\”Untuk diawal tahun ini tidak lebih dari 20 sampai 30 kasus DBD, namun hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan sebab sampai saat ini tidak ada laporan pasien DBD sampai meninggal dunia seperti di Kabupaten lainnya, alhamdulillah di tempat kita belum ada,\” ujar Edwin, Minggu (12/1).
Ia mengungkapkan bahwa hal seperti ini telah menjadi siklus tahunan. Di mana ketika memasuki musim penghujan maka secara otomatis tingkat penyebaran virus seperti DBD dan malaria akan lebih marak terjadi.
Ia berharap perlunya koordinasi lebih antara masyarakat dengan Pemerintah melalui Dinkes atau pun puskesmas, agar dapat melaporkan langsung ke Dinkes.
\”Ketika terdapat warga yang terkena DBD harus segera laporkan kepada kami (Dinkes) karena ada yang kami tahu dan tidak tahu. Ketika kami tahu maka bisa dilakukan fogging, dan laporan itu bisa masuk dari warga langsung atau dari Rumah Sakit dan Puskesmas,\” kata Edwin.
Sementara, berdasarkan informasi yang dihimpun dalam beberapa waktu ini terjadi sedikitnya 7 kasus DBD yang tersebar di daerah Telukbetung dan Panjang. Menanggapi hal ini, Dinkes dalam waktu dekat akan mencoba berkoordinasi dengan pihak Kecamatan setempat agar dapat dilakukan pengasapan atau fogging.
\”Nanti kita akan datangi lakukan fogging dan juga pembagian bubuk abate ke seluruh masyarakat di wilayah sana,\” ungkapnya.
Selain itu juga, sebelumnya pun Dinkes Kota Bandarlampung telah lakukan pencegahan terhadap penyebaran nyamuk aedes aegypti ini sejak akhir tahun lalu. Dengan cara pengasapan di 20 Kecamatan yang ada, mengingat bahwa siklus DBD ini kerap terjadi dan telah menjadi siklus tahunan.
\”Pencegahan lainnya pun telah kita lakukan tidak menunggu adanya laporan, yaitu fogging masal di seluruh kecamatan. Dan saat ini kalau kita rasa perlu akan kita lakukan lagi (fogging), karena kasus DBD ini memang selalu ada tetapi tidak sampai berdampak pada kematian terutama di Bandar Lampung,\” pungkasnya. (Adi)