Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Kota Bandarlampung menggelar vaksinasi Covid-19 bagi 7.000 pelajar SMP di 23 satuan pendidikan jenjang SMPN yang tersebar di 20 kecamatan se-Bandarlampung, Jumat (3/9).
Dinas Kesehatan setempat melibatkan 31 Puskesmas se-Bandarlampung sebagai petugas skrining dan vaksinator vaksin Covid-19 jenis Sinovac dosis 1.
Vaksinasi Covid-19 akan menyasar 17.000 siswa Kelas IX di 43 SMPN se-Bandarlampung dan dilakukan secara bertahap.
Baca Juga: Pemkot Vaksinasi 7.000 Pelajar SMP untuk Simulasi PTM Terbatas
Salah satu siswa Kelas IX-1 SMPN 32, Desicha Zahara (15), usai divaksinasi mengatakan dirinya ikut menyukseskan program vaksinasi untuk mencegah penularan Covid-19.
“Ini kan lagi ramai-ramainya Covid-19 jadi takut juga kena. Jadi ya vaksin, orang tua setuju,” ujar dia.
Anak sulung dari 3 bersaudara ini menuturkan pada awalnya, dirinya sempat merasa khawatir ketika mengikuti vaksinasi. Dia khawatir akan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
“Awalnya takut, soalnya banyak kabar, habis vaksin itu kan ya sakit-sakit, kejang-kejang, semua lah. Jadi takut sehabis vaksinnya, bukan pas suntiknya,” kata dia.
Namun setelah melalui masa observasi selama 30 menit usai disuntik vaksin, Desicha tidak merasakan gejala apapun.
Dia mengatakan, sebelum mengikuti vaksinasi, pihak sekolah sudah memberikan imbauan untuk melakukan persiapan. Seperti makan roti dan minum susu, biar perut enggak kosong saat disuntik.
Desicha yang mengikuti vaksinasi Covid-19 terlihat sendiri tanpa ditemani orang tuanya, mengaku siap untuk mengikuti belajar tatap muka kembali di sekolah.
“Insyaallah siap untuk belajar tatap muka,” tegas dia.
Desicha mengaku selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dalam jaringan (daring) dirinya kesulitan dan kurang memahami pelajaran.
“Lebih mudah dimengerti kalau belajar tatap muka, guru bisa menjelaskan secara detail. Kalau belajar daring hanya dari video penjelasan, jadi kurang masuk,” tutup dia.
Sementara siswa lainnya, Angga Diilhamsyah, mengatakan dirinya sudah tidak sabar belajar tatap muka.
“Sudah gak sabar belajar tatap muka. Belajar daring gak enak dan susah,” singkat dia.
Orang Tua Setuju Belajar Tatap Muka
Asri (41) warga Perumahan Billabong, Kecamatan Langkapura, mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas dengan protokol kesehatan ketat.
Saat ditemui di SMPN 32 Kota Bandarlampung, Asri setuju dan menemani putrinya, Fara Dina, untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
“Ya setuju anak divaksinasi. Saya juga setuju PTM. Belajar daring kalau dibilang bisa mengikuti, bisa. Tapi mengejar tugas kesulitan, karena materi yang diberikan tidak semua,” kata dia.
Asri mengaku sebagai orang tua, dirinya melihat putrinya kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah.
Menurut dia, belajar daring membuat anak-anak semakin malas, sehingga harus disupport oleh orang tua.
Asri berharap pemerintah kota segera melakukan PTM terbatas mengingat putrinya akan lulus SMP.
“Anak saya ini sudah mau lulus SMP lho. Kalau pembelajaran kurang, takutnya di SMA nya gak bisa ngikutin pelajaran selanjutnya,” tutup dia.
Eva Dwiana Ingatkan Prokes Usai Vaksinasi
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana yang meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SMPN 32 mengingatkan para pelajar untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) usai mengikuti vaksinasi Covid-19.
“Bunda berharap kepada anak-anak kalau sudah divaksinasi, tetap pakai protokol kesehatan, jangan lengah. Apalagi kemarin Presiden, Pak Jokowi, menyampaikan yang penting dilaksanakan pertama itu pakai masker,” kata dia.
Baca Juga: Pesan Jokowi di Vaksinasi Pelajar SMAN 2 Bandarlampung
Eva Dwiana meminta pelajar yang telah divaksinasi menjadi satgas Covid-19 di sekolah dan memberi tahu teman-temannya untuk tidak takut divaksinasi karena vaksinasi penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 saat PTM terbatas dimulai.
“Dan kalau kalian menjadi Satgas Covid-19 di sekolah, insyaallah Kota Bandarlampung masuk zona aman dan kita bisa tatap muka,” tutup dia. (Josua)