Sementara sampah non organik diolah dengan alat pembakar sehingga menghasilkan beberapa produk seperti pengawet kayu, pestisida organik, dan media tanam.
Prof Djamal menjelaskan teknologi Masaro mengubah paradigma pengelolaan sampah dari Kumpul-Angkut-Buang (cost center) menjadi Pilah-Angkut-Proses-Jual (profit center) dengan sampah zero.
“Dulu semua sumber sampah agar men-zero-kan sampah. Kini semua sampah dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi sehingga zero waste atau tidak lagi menghasilkan sampah,” ujar dia.
Prof Djamal memaparkan teknologi Masaro juga mengubah paradigma 3R; Reduce-Reuse-Recycle menjadi Reuse-Recycle-Recovery.
Dengan teknologi Masaro, sampah anorganik daur ulang bisa dijual atau dimanfaatkan.
Sampah anorganik non daur ulang diubah menjadi sampah residu dengan cara dibakar dalam tungku bakar Masaro.
Residu pembakaran sampah anorganik non daur ulang dapat dimanfaatkan untuk pengawet kayu, pestisida organik, dan media tanam.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya