Bandarlampung (Netizenku.com): Pasca penggusuran, anak-anak eks Pasar Griya Sukarame yang sempat menangis dan trauma saat mesin ekskavator menggusur tempat tinggalnya, kini nampak lebih ceria dan sejenak dapat melupakan peristiwa tersebut.
Mendengar kabar adanya penggusuran dan orang-orang yang belum mendapatkan tempat tinggal, Komunitas Dakocan Bandarlampung yang baru saja pulang dari Papua membacakan dongeng kepada anak-anak eks Pasar Griya.
Acara mendongeng diselenggarakan di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung, Kelurahan Gotong Royong, Minggu (29/7). Dari 20an anak yang ikut, tampak orangtua mereka pun menemani keceriaan itu.
Untuk mencairkan suasana, Iin Mutmainah dari Komunitas Dakocan yang didamping ileh suaminya, Ivan Bonang, mengajak semua anak-anak menyayikan lagu burung kakak tua dan balonku ada lima.
“Terimakasih ibu Iin sama pak Ivan yang mau dateng dan mau mendongeng untuk kami,” kata Nazwa anak korban gusuran yang sudah duduk di salah satu SMPN di Bandarlampung.
Sementara itu, Iin Mutmainah dan Ivan Bonang dari komunitas Dakocan Bandarlampung mengaku senang bisa berpartisipasi menghibur anak-anak eks Pasar Griya meski mereka baru pulang dari perjalanan mendongeng untuk anak Papua.
“Kami berdua hari Jumat (27/7) kemarin baru pulang dari Papua, kami mendongeng bagi anak-anak Papua. Tapi untuk anak eks pasar Griya Sukarame, kami siap meluangkan waktu menghibur mereka,” jelas Direktur Komunitas Dakocan, Ivan Bonang.
Acara mendongeng di kantor LBH Bandarlampung diakhiri dengan menggambar. Ada yang menarik dari gambar anak-anak anak itu, seorang anak bernama Panji kelas 3 SD menggambar rumah dan dua ekskavator di atasnya ditulis penggusuran Kampung Pasar Griya.
“Biarkan si Panji menggambar apa yang ada di fikiran dia, itu salah satu cara menghilangkan trauma dia terhadap apa yang dia lihat dan rasakan,” pungkas Ivan.(Agis)