Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Program bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) KWH PLN bersubsidi di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) diduga dipungli oknum, warga penerima dikenakan biaya Rp600 ribu.
Hal ini disampaikan Wagiyem (56) satu diantara dari 53 Penerima CSR KWH PLN warga Tiyuh (Desa) Tirta Makmur RK 6, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tubaba saat dijumpai wartawan di kediamannya, Kamis (17/10).
\”Ya saya dapat bantuan Program CSR KWH PLN, dengan administrasi saya bayar totalnya Rp600 ribu, yang sudah dibayar Rp350 Ribu, sisanya Rp250 setelah menyala. Sebelumnya kami berharap bisa gratis\” kata Wagiyem.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Suku-6 Efendi, menurutya di lingkungannya RK 6 mendapat bantuan CSR PLN berupa KWH listrik sebanyak 5 kepala keluarga, diantaranya. Muhsinin, Heru, Didi, Pariem, dan Wahdi.
\”Semuanya sama dipasang KWH 450 Watt 1R, untuk administrasinya total Rp600 ribu, namun kita tarik Rp350 ribu dulu, karena pemasangan awal instalasi, setelah listrik menyala baru sisanya. Apa yang kami lakukan itu berdasar arahan dari pak carik, dan pak carik dapat arahan dari Biro katanya,\” jelas Efendi.
Sementara, Romdon sekretaris Tiyuh Tirta Makmur juga mengamini terkait penarikan dana pemasangan CSR KWH PLN tersebut. “Bantuan CSR KWH itu kita tidak tahu, tapi kita dapat tawaran dari Kabidnya namanya Jaelani orang Daya Murni Kecamatan Tumijajar, menurutnya ada subsidi dari PLN tapi Pribadi, yaitu 1 R untuk semuanya, kalau disini Tiyuh Tirta Makmur ada 53 penerima berikut 1 sekolah Paud, semuanya sama 1 R semua,” tuturnya.
Diakuinya penarikannya Rp600 ribu yang Rp350 ribu dibayar untuk pemasangan instalasi awal, lalu kekurangannya Rp250 ribu nanti setelah KWH sudah selesai.
“Saat ini instalasinya sudah dipasang semua, dan memang untuk penarikan dana itu dilakukan masing-masing oleh pak RKnya, untuk kemudian baru setor ke saya, setelah itu saya juga setorkan ke kabidnya,\” terang Romdon.
Dilanjutkannya, Jaelani atau Kabid tersebut dia mendengar jika ia pernah mengerjakan proyek PLN di Kalimantan, dan penawarannya berupa subsidi pribadi dengan harga Rp600 ribu.
\”Untuk bukti penarikannya tidak ada, dan saya sudah setor Rp13 juta total dari nilai Rp350 ribu, dan memang tahap pertama ini diminta yang wajib Rp350 ribu dulu, itupun masih banyak yang belum lunas. Untuk di Tirta Makmur ini ada 6 RK, selain jalani itu juga ada yang mendampingi yaitu Zulyadi warga Daya Murni dari Media, tapi saya juga kurang paham media apa dia, dan dia juga sering memegang proyek-proyek,\” bebernya.
Menanggapi itu, Ardian pihak PLN Tulang Bawang (Tuba) menegaskan, program CSR KWH PLN itu gratis, semua PLN yang bayar, sampai dengan pemasangan KWH. Jika benar ada penarikan dana sebesar Rp600 oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, pihaknya berjanji akan segera kroscek benar atau tidak itu petugas dari PLN Kotabumi atau dari luar.
\”Itu semua gratis dari PLN, di Tubaba itu ada sekitar 350 pelanggan yang kita mintai, dan sudah koordinasi dengan Dinas Sosial untuk minta datanya, dan waktu itu memang Perwakilan Dinas Sosial sempat ikut juga ke PLN kotabumi untuk ikut semacam paspor pengarahan itu sudah berjalan, sekarang tinggal eksekusinya. Untuk 350 pelanggan itu yang mendapat bantuan ini free semua karena ini CSR PLN, jadi kita berikanlah itu ke masyarakat kurang mampu dari pemasangan awal dan akhir semua biaya ditanggung oleh PLN, dan pelaksanaannya menunjuk pihak ke 3, karena itu tidak bisa dikerjakan langsung oleh PLN,\” tegasnya.
Sementara, anggota DPRD Tubaba, Paisol SH meminta pihak kepolisian dapat mengusut dugaan pungli tersebut. Sebab berdasar keterangan PLN Tulang Bawang program tersebut gratis semua dan tidak ada biaya.
\”Semuanya di tarik Rp600 Ribu, kemudian saya tanya sama RKnya dan ternyata RKnya disuruh Carik, dan Carik diperintahkan oleh LSM KPK dan orang biro PLN, dan orang PLN ini kekeh jika itu bantuan dari mereka dari Biro. Maka saya akan laporkan dengan meminta cariknya untuk segera ke kepolisian, karena ini mencoreng nama PLN, dan PLN juga bisa melaporkan hal ini,\” imbuhnya. (Arie)