Bandarlampung (Netizenku.com): Advisor Kebijakan Sektor Kehutanan & Per YKWS/Koordinator Program VICRA Lampung Timur, Isyanto, menerangkan bahwa fenomena perubahan iklim pada tahun 2023 telah menghadirkan tantangan baru bagi petani di wilayah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa El Nino salah satu dampak dari perubahan iklim, telah mengganggu kalender tanam petani secara signifikan. Kalender tanam yang telah terpola dengan baik sebelumnya kini tidak lagi relevan, menyebabkan kesulitan bagi para petani dalam merencanakan tanaman mereka.
“Dampak perubahan iklim ini tidak hanya dirasakan oleh petani, tetapi juga merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama mereka yang berada di golongan ekonomi menengah ke bawah,” ujar Isyanto,
Salah satu dampak yang dirasakan adalah penurunan pendapatan para petani akibat gagal panen, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan mereka untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Selain itu, banjir juga memengaruhi akses pendidikan dengan siswa harus memutar jalur untuk menghindari daerah yang tergenang banjir.
Menurutnya kontribusi YKWS (Yayasan Konservasi Way Seputih) melalui program VICRA (Voice of Inclusiveness Climate Resilience Actions) yang berkolaborasi dengan Pattiro dan Bappeda Provinsi Lampung dalam mengatasi dampak perubahan iklim dapat membantu kesulitan petani.
Sekretaris Dinas Bappeda Provinsi Lampung, A Lianurzen, menambahkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan cuaca ekstrem dan frekuensi bencana, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan abrasi.
Selain itu, peningkatan suhu dan perubahan pola hujan juga mempengaruhi periode musim, dengan musim kemarau yang lebih panjang dan musim penghujan yang lebih pendek, memberikan tantangan tambahan bagi para petani dan masyarakat pada umumnya.
Apalagi, lanjut dia, anomali kekeringan yang diprediksi BMKG akan kembali terjadi pada bulan Mei dan memuncak pada bulan September 2024.
“Memang Lampung mulai kering lagi di bulan Mei, terparah pada September nanti. Tetapi itu bukan el-nino, hanya saja pola intensitas hujannya berbeda,” tutupnya. (Luki)