Bandarlampung (Netizenku.com): Dugaan kesalahan prosedur dalam penyaluran bantuan bagi keluarga penerima bantuan (KPM) oleh pemdamping Program Keluarga Harapan (PKH) terjadi di Kemiling, Bandarlampung.
Menurut pengusaha agen BRILink Kecamatan Bukit Kemiling Permai (BKP), Sahril, banyak KPM yang mengadu padanya terkait pengumpulan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) oleh pendamping.
\”Ada banyak KPM yang ngadu sama saya, kok KKS mereka diambil oleh pendamping PKH, padahal kartu itu adalah hak mereka, yang mereka gunakan untuk mencairkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Ini sudah melanggar prosedur yang sudah ditetapkan,\” kata Sahril.
Ia melanjutkan, selain mengambil KKS milik para KPM, pendamping PKH ini juga mengarahkan para KPM untuk melakukan penggesekan (pencairan) di e-warung tertentu. Padahal lanjutnya, para agen e-warung atau agen BRILink sudah melakukan penanda tanganan terkait hal-hal yang dapat dilakukan oleh agen e-warung.
\”Itu aturannya ada di surat pernyataan. Ada di point B nomor 3 yang menyatakan bahwa agen e-warung dan agen BRILink tidak boleh mengarahkan mengarahkan KPM untuk melakukan penggesekan di agen BRILink tertentu, karena KPM bebas mau melakukan penggesekan dimana saja, itu sudah menjadi hak mereka,\” jelas Sahril.
Saat ini tambahnya, terdapat sekitar 400an KPM yang KKS-nya diambil oleh pendamping. Pengambilan yang dilakukan menurutnya tanpa alasan yang jelas. \”Itu KKS nya diambilin buat apa? Akhirnya kan muncul kecurigaan. Belum pagi tempat penggesekan dan pencairan bantuan ditentukan dan ditunjuk oleh pendamping. Masyarakat kemiling ngambil bantuannya dideket SMA 13, kan jauh. Padahal disini sudah ada dan resmi,\” kesalnya.
Terpisah, salah satu KPM yang enggan disebutin namanya mengakui, pada pencairan dana bantuan tunai pertama, mereka diminta untuk mengumpulkan KKS. \”Kalian kumpulin KKS semua ke saya. Saya bingung kalau harus nyamperin satu-satu ke rumah, mana belum tentu ada dirumah juga,\” kata KPM menirukan ucapan pendampaing.
Dia menambahkan, pada pencairan pertama tersebut, mereka langsung menerima bantuan uang, tanpa perlu melakukan penggesekan lagi. \”Jadi waktu itu, kami langsung dikasih duitnya aja, semuanya udah digesek sama pendamping mas,\” tuturnya.
Pada awalnya ia tidak mempermasalahkan pengambilan KKS tersebut, akan tetapi karena kartunya tak kunjung dikembalikan, bahkan untuk bantuan non tunai seperti sembako juga akan digesek oleh pendamping, ia mulai merasakan keanehan.
\”Kalau dulu sebelum dibuat seperti ini kita mudah mas, langsung ada laporan dari e-warung atau BRILink, sudah bisa dicairkan gitu. Kami bisa langsung ngambil ditempat terdekat dengan biasanya tanggal 24 tiap bulannya. Sekarang ini sampai hari ini belum ada kabar, padahal kartu kami dari awal udah gak dibalikin,\” ketusnya. (Aby)