Bandarlampung (Netizenku.com): Sempat mengalami penolakan di publik, inovasi kerajinan sulam usus melejit menjadi hal yang sangat menarik.
Dahulu, sulam usus hanyalah sebuah kerajinan yang hanya berbentuk taplak meja. Salah seorang pencetus sulam usus, Aan Ibrahim, menginovasikan sulam usus tumbuh berkembang menjajaki dunia fashionable.
Tidak mudah, ide ini tentunya sempat mendapat penolakan masyarakat. Ide membuat taplak meja menjadi pakaian sempat dianggap aneh bagi beberapa kalangan.
\”Awalnya saya yang membuat, banyak yang mencomooh, lama-lama ke sini ya bagus. Sekarang ini malah justru bagaiamana sulam usus ini dapat disukai oleh semua kalangan,\” kata Aan.
Namun, berkat ketekunan melestarikan budaya, pasar pun dapat diciptakan. Sulam usus kini telah melejit hingga perkancahan nasional, bahkan internasional.
\”Artinya karya kita dihargai, dan masyarakat Kota Bandarlampung sudah mencintai sulam usus. Sudah cukup baik tapi akan kita tingkatkan lagi. Kalau di Bandarlampung saya kira sudah memasyarakat,\” ungkapnya.
Saat ini, para pengerajin tengah mengincar sulam usus dapat dicintai kaum milenial. Ini merupakan tantangan terbesar, mengingat fashion yang kini melekat dengan khas simple membuat para pengrajin mengemas sulam usus sedemikian rupa agar dapat diterima.
\”Akan kita inovasikan, bagaimana caranya agar dapat memasyarakat hingga kaum milenial. Itu lah gunanya kita membuat supaya anak muda ingin mengenakan dan mencintainya,\” bebernya.
Keberhasilan ini tentunya membutuhkan berbagai dorongan, khususnya di sektor pemerintah juga tidak ketinggalan. Sulam Tapis yang diklaim sebagai icon Kota Tapis Berseri ini, didorong untuk dilestarikan.
\”Bunda juga sudah mempromosikan kebaya sulam usus ini ke beberapa negara, dan antusiasnya cukup luar biasa. Sehingga April 2020, nanti mewakili Bandar Lampung kami diundang ke negara meksiko dalam rangka HUT Kota di Meksiko untuk membuka pameran sulam usus,\” kata Ketua Dekranasda Kota Bandarlampung, Eva Dwiana Herman HN, di Lapangan Korem 043/Gatam, Senin (23/12).
Menurut wanita yang akrab disapa Bunda Eva ini, upaya tersebut guna melestarikan tradisi dan budaya di kota setempat, di mana generasi milenial menjadi target utama untuk menyadari bahwa Kota Bandarlampung memiliki pakaian adat yang luar biasa.
\”Sehingga kita semakin melestarikan budaya dan tradisi kita, agar anak-anak milenial saat ini tau, generasi penerus setelahnya tau kita memiliki kebaya ciri khas tersendiri, kostum adat yang luar biasa,\” ujarnya. (Adi)