Bandarlampung (Netizenku.com): Meski pandemi Covid-19 masih terjadi di Provinsi Lampung, namun masyarakat tetap berinvestasi di pasar modal. Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Lampung hingga per Agustus 2021 ada 44.156 investor.
Pertumbuhan investor periode terlapor naik 96,8 persen atau 21.730 investor dibanding pencapaian pertumbuhan jumlah investor Lampung 2020 diangka 22.426 investor.
Dengan torehan itu, Kepala Perwakilan BEI Perwakilan Lampung, Hendi Prayogi bersyukur.
“Padahal tahun ini kami menargetkan penambahan 15 ribu investor. Ternyata per Agustus sudah melebihi. Penambahan investor dipicu penambahan kegiatan (sosialisasi dan edukasi). Kami melihat jumlah kegiatan memengaruhi jumlah investor,” katanya saat workshop dengan jurnalis Lampung secara daring, Rabu (13/10).
Terkait indikator kenaikan investor, Hendi mengatakan, berdasarkan kegiatan edukasi dan sosialisasi meningkat 2021 ini dibanding tahun sebelumnya. Merujuk data BEI Lampung, pihaknya sudah menggelar 413 kegiatan hingga Agustus ini. Jumlah kegiatan itu naik dibanding 2020 hanya 318 kegiatan.
“Dua tahun pandemi, sejak tahun lalu kami banyak menggelar sosialiasi dan edukasi seputar pasar modal, tahun ini malah meningkat,” jelasnya.
Kegiatan edukasi dan sosialisasi digelar BEI tahun ini bukan mengandalkan pertemuan langsung, tapi secara online seperti webinar dan media sosial.
“Ke depan kami akan terus berupaya lakukan edukasi dan sosialisasi lebih banyak lagi agar investor bertambah,” jelasnya.
Hendri mengatakan, secara nasional jumlah investor di Lampung sangat kecil dibanding jumlah penduduk 9 jutaan. Secara nasional (Lampung) urutan 16 atau 17 dari 34 provinsi di Indonesia.
Meski jumlah investor di Lampung sangat kecil skala nasional imbuhnya, tapi dari sisi transaksi masuk 10 besar. Satu bulan transaksi rata-rata Rp1,7 triliun.
“Untuk itu tiap tahun kami berupaya tingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang diedukasi makin banyak kenal pasar modal. Mereka ingin berinvestasi atau gak, itu terserah mereka. Tapi kami beri pemahaman kepada mereka apa itu pasar modal, apa itu keuntungan investasi pasar modal. Harapan kami seluruh kabupaten/kota di Lampung teredukasi,” jelas Hendi.
Hendi menyatakan, investor pasar modal di Lampung tak melulu berasal dari ibukota provinsi saja. Bahkan, banyak warga desa tertarik menjadi investor.
Ia mencontohkan, di Provinsi Lampung ada empat Desa Nabung Saham. Tiga di antaranya berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan yakni di Desa Sidorejo, Desa Titiwangi, dan Desa Cinta Mulia. Satu desa lagi berlokasi di Hanura, Pesawaran.
“Desa Sidorejo bahkan tercatat nomor dua diresmikan di Indonesia untuk Desa Nabung Saham. Ini kolaborasi BEI dan OJK,” ujarnya.
Hendi menambahkan, di desa banyak masyarakat jadi korban investasi bodong. Itu lantaran, masyarakat tertarik investasi tapi tidak melalui cara yang tepat.
“Begitu kami masuk (BEI), mereka tetap tertarik. Desa Nabung Saham jumlah investor banyak, mereka ada yang petani, ibu rumah tangga, pemilik bengkel dan sebagainya,” ujarnya.
Hendi tak menampik, minimnya informasi dan edukasi seputar pasar modal salah satu kendala dihadapi BEI. Diakuinya, bukan ketidakmauan investor berinvestasi, tapi informasinya kurang.
“Belum paham pasar modal, tapi mereka berminat, kami gelar edukasi pasar modal mereka senang. Imbasnya, jumlah investor meningkat. Rata-rata lebih 50 persen peserta sosialisasi buka rekening saham,” katanya.
Merujuk hal itu, Hendi optimistis, ke depan masyarakat Lampung pasti akan mulai lirik invstasi saham sebagai salah satu alternatif investasi. Ia memrediksi dua sampai tiga tahun ke depan, investor Lampung bisa tumbuh kisaran 200-300 persen.
“Sejak 2010 Lampung dipilih ada kantor perwakilan. Alasannya, endapatan perkapita cukup baik, pekerjaan di Lampung cukup menjanjikan, ada potensi cukup besar. Semakin banyak kegiatan kami lakukan, semakin banyak investor,” paparnya. (Leni)