Bandarlampung (Netizenku.com): Perkembangan perekonomian Lampung pada triwulan dua tahun 2018, meningkat saat hari raya keagamaan salah satunya di sektor Pariwisata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Budiarto Setyawan, mengatakan bahwa pengaruh Pilkada tidak terlalu terlihat, melainkan sangat menonjol saat hari raya keagamaan. “Pilkada kalau kita lihat asesmennya dan disertasinya di Triwulan dua ada pengaruhnya, tapi tidak terlalu besar, kita melihat untuk kegiatan kampanye atau pengumpulan masa secara besar-besaran tidak terlihat seperti dulu. Jadi, pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi masih di bawah hari besar keagamaan,\” ujar Budi di Kantor Perwakilan BI, Jumat (29/6).
Untuk di sektor pariwisata l, menurut hasil riset Bank Indonesia banyak yang sedang mencari sumber-sumber ekonomi baru dari berbagai sisi. “Kita lihat dari riset BI, banyak yang sedang mencari sumber ekonomi baru dari sisi pertanian, industri pengolahan, industri perdagangan, tapi pariwisata menjadi pendorong yang cukup besar. Ada travel, ada hotel, toko suvenir, masyarakat sekitar bisa menggerakkan perekonomian dan menjadikan daerah selain Lampung untuk dijadikan pembelajaran, tenntunya didukung fasilitas yang baik,” katanya.
Dalam Pertumbuhan ekonomi, Provinsi Lampung pada triwulan I 2018 tercatat tumbuh cukup tinggi, yaitu 5,16% (yoy), melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi di periode yang sama selama 3 (tiga) tahun kebelakang, maupun pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional masing – masing sebesar 5,11% (yoy), 4,37% (yoy) dan 5,06% (yoy).
Meski demikian, sesuai dengan pola seasonalnya, pertumbuhan ekonomi di periode laporan tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2017 sebesar 5,31% (yoy).
Di sisi permintaan, tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2018 ini ditopang oleh akselerasi pada hampir keseluruhan sektor terutama konsumsi rumah tangga, ekspor serta investasi.
“Meski demikian, kinerja ekspor yang tinggi masih tertahan oleh impor yang lebih besar terutama antar daerah sehingga mencatatkan neraca perdagangan yang defisit bagi Provinsi Lampung. Di sisi penawaran, motor penggerak perekonomian Lampung bersumber dari sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor serta sektor konstruksi,” katanya.
Di sisi lain, penurunan pangsa sektor pertanian antara lain disebabkan mundurnya masa tanam padi sehingga menyebabkan pergeseran musim panen raya di beberapa sentra dan juga pengaruh cuaca ekstrim pada produktivitas tanaman pangan.
Pada triwulan I 2018, peringkat inflasi IHK (year-on year) Kota Bandarlampung dan Kota Metro termasuk ke dalam kota-kota yang tercatat mengalami inflasi di bawah Nasional.
Memasuki triwulan II 2018, ekonomi Lampung diperkirakan mampu tumbuh lebih tinggi ditopang oleh meningkatnya kinerja konsumsi swasta seiring dengan masuknya bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, serta berlangsungnya Pilkada serentak.
“Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi Lampung di triwulan II 2018 diperkirakan akan ditopang oleh lapangan usaha pertanian sejalan dengan siklus peningkatan produksi tanaman pangan,” paparnya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan kisaran 5,0%-5,4% (yoy). (Mel)