Lampung (Netizenku.com): Remaja asal Lamongan, Jawa Timur mengalami obesitas dengan berat badan 179 kilogram.
Dia adalah Selvia Dwi Susanti (15) yang mengaku hanya makan dua kali dalam sehari.
Spesialis endokrinologi, dr Dante Saksono H, SpPE-KEMD, PhD mengatakan, ada kemungkinan kasus seperti ini disebabkan adanya gangguan hormon dalam tubuh.
\”Biasanya karena metabolisme di dalam ususnya nggak bener, penyerapannya nggak bener. Jadi penyerapan dan metabolisme dalam usus itu terpengaruh dengan hormon, hormon-hormon pencernaan dan enzim pencernaan,\” ujarnya, saat ditemui di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Rabu (24/10/2018).
Lantas, bagaimana membedakan gemuk yang disebabkan karena banyak makan dengan gemuk yang disebabkan karena adanya gangguan hormon?
\”Nggak bisa. Harus ke dokter,\” tegas dr Dante.
Seseorang yang mengalami kelebihan berat badan, mungkin saja karena ada masalah pada hormon tiroid. Seperti hipertiroid yang menyebabkan berat badan meningkat.
Untuk mengatasinya, dr Dante menyebut dengan metode terapi hormon sesuai dengan kondisi orang tersebut. Tindakan yang diambil pun tidak semena-mena.
Penyebab seseorang mengalami obesitas karena kombinasi tiga hal, yaitu genetik, makanan, dan hormon. (dtc/lan)