Dolar AS Tembus Rp 14.825, Kinerja Rupiah Terburuk di Asia

Redaksi

Senin, 3 September 2018 - 20:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: Ilustrasi/Istimewa)

(Foto: Ilustrasi/Istimewa)

Lampung (Netizenku.com) : Saat ini, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menekan mata uang sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.

Rupiah bahkan telah menyentuh level terendahnya sejak 20 tahun terakhir, setelah menembus Rp 14.777.

Rupiah mengalami tekanan terdalam setelah rekor pada saat krisis 1998 yang sebesar Rp 16.650.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fakta tersebut membuat rupiah pada tahun ini menjadi salah satu mata uang berkinerja terburuk di Asia.

Dengan pelemahan pada hari ini mencapai 0,7%, rupiah menjadi mata uang dengan depresiasi terdalam di Asia, disusul ringgit Malaysia.

Ringgit Malaysia tertekan 0,44% dari dolar AS, disusul Indian Rupee 0,28% dan China Yuan Renminbi 0,12%.

Rupiah sudah tertekan sebanyak 1.563 poin (11,7%) terhadap dolar AS, terhitung sejak awal tahun hingga saat ini (year to date), hari ini berada di kisaran Rp 14.825.

Baca Juga  Dukung PJJ, Indosat Ooredoo Siapkan Platform API Gift Data

Mengutip data perdagangan Reuters, dolar AS bergerak dari Rp 13.281 hingga Rp 14.844 sepanjang tahun ini.

Pergerakan dolar AS tahun ini memang berbeda dengan saat krisis 1998.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 2.000, dengan titik terendah nya di Rp 1.977 per dolar AS pada tahun 1991.

Sampai akhirnya terjadi krisis moneter (krismon) dan terjadi pelemahan rupiah yang sangat drastis. Rupiah terus terkikis seiring kian rontoknya cadangan devisa Indonesia.

Dolar AS bertahan di kisaran Rp 2.000-2.500 karena Indonesia belum menganut rezim kurs mengambang.

Baca Juga  Dedi Afrizal: Perawat Juga Manusia, Selayaknya Diperlakukan Manusiawi

Sistem kurs terkendali yang dianut membuat Orde Baru ingin dolar AS harus bertahan di level itu.

Setelah meninggalkan kurs mengambang, dolar AS secara perlahan mulai merangkak ke Rp 4.000 di akhir 1997, dan lanjut ke Rp 6.000 di awal 1998.

Setelah sempat mencapai Rp 13.000, dolar AS sedikit menjinak dan kembali menyentuh Rp 8.000 pada April 1998.

Namun pada Mei 1998, Indonesia memasuki periode kelam. Penembakan mahasiswa, kerusuhan massa, dan kejatuhan Orde Baru membuat rupiah kian \’terkapar\’.

Sampai akhirnya dolar AS menyentuh titik tertinggi sepanjang masa di Rp 16.650 pada Juni 1998.

Baca Juga  Demo HMI Bandarlampung di Gedung DPRD Ricuh

Dolar AS kemudian berbalik arah setelah reformasi, seiring dengan kepercayaan investor yang sedikit demi sedikit kembali.

Penguatan dolar AS tahun ini diyakini dipicu beberapa faktor.

Di antaranya faktor dari luar, di mana terjadi krisis di Turki dan Argentina, sentimen kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga perang dagang.

Sementara dari dalam negeri, kondisi neraca pembayaran Indonesia yang defisit mengurangi kekuatan rupiah untuk bertahan.

Sejauh ini langkah yang dilakukan pemerintah di antaranya mengevaluasi 900 komoditas impor, biodiesel, hingga intervensi Bank Indonesia melalui peningkatan suku bunga acuan hingga intervensi di pasar valuta asing sekaligus melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. (dtc/lan)

Berita Terkait

Pengendalian Inflasi Lampung di Tengah Kemarau Panjang
Kejar Mimpi Lampung by CIMB Niaga Gelar Event Budaya Indonesia
Yoga, Bukti Popok Dewasa Parenty Peduli dengan Lansia
MAKUKU Facial Towel, Handuk Wajah Anti Bakteria  Pertama di Indonesia 
Shopee 7.7 Live Bombastis Sale, Seradia X Adelia Pasha Diskon Hingga 60 Persen
Bantu Stimulus Berjalan Si Kecil, MAKUKU SAP Diapers Hadirkan Promo Menarik di Bulan Juni
Liga Champions UEFA 2023, Oppo Tunjuk Kaká Jadi Brand Ambassador 
Kemenkes RI Apresiasi MAKUKU sebagai Pionir Popok Anti Gumpal dan Kurangi Risiko Ruam

Berita Terkait

Senin, 18 Maret 2024 - 19:21 WIB

Mulyadi Irsan Lepas Peserta Tanggamus Run di Wisata Butterfly

Senin, 18 Maret 2024 - 19:14 WIB

Rapat Paripurna DPRD Tanggamus, Tetapkan 4 Raperda Menjadi Peraturan Daerah

Sabtu, 30 Desember 2023 - 07:32 WIB

Tiyuh Daya Asri Realisasikan Dana Desa Anggaran 2023

Senin, 6 November 2023 - 13:42 WIB

Pemkab Lambar Gencarkan Administrasi Kependudukan “Disdukcapil Masuk Sekolah”

Sabtu, 4 November 2023 - 09:07 WIB

Daftar Calon Tetap DPRD Lampung Barat

Rabu, 1 November 2023 - 18:08 WIB

BPSDMI Dorong Pendidikan Vokasi, SMK SMTI Balam: 86 Persen Lulusan Sudah Kerja

Rabu, 20 September 2023 - 10:02 WIB

HUT LAMPUNG BARAT

Rabu, 24 Mei 2023 - 15:59 WIB

Tiyuh Kibang Tri Jaya Perbaikan Badan Jalan Usaha Tani

Berita Terbaru

Tulang Bawang Barat

Tubaba Berhasil Tekan Laju Inflasi Daerah

Senin, 18 Mar 2024 - 21:40 WIB

Pringsewu

Pemkab Pringsewu Awali Safari Ramadan 1445 H di Pagelaran

Senin, 18 Mar 2024 - 21:33 WIB

Addvertorial

Mulyadi Irsan Lepas Peserta Tanggamus Run di Wisata Butterfly

Senin, 18 Mar 2024 - 19:21 WIB