Bandarlampung (Netizenku.com): Pandemi belum juga berlalu, tetapi kreativitas tak boleh berhenti. Di tengah pagebluk Covid-19 Dewan Kesenian Lampung (DKL) melalui Komite Tari menaja festival tari virtual yang digelar selama 24 jam.
Peringatan Hari Tari Dunia (Virtual) Lampung 2021 akan ditaja live streaming di channel youtube Berita dan Informasi Siger TV selama 24 jam, mulai Kamis 29 April 2021 Pukul 20.30 WIB – Jumat, 30 April 2021 pukul 20.30 Wib.
Tak kurang dari 70 penari dan komunitas akan bergantian menggelar 130 karya tari secara bergantian sekira 24 jam penuh.
Ketua Umum DKL Prof Dr Satria Bangsawan SE M Si mengapresiasi Komite Tari meskipun di tengah pandemi tetap berkreasi dengan berinovasi menggelar fetival tari secara virtual selama 24 jam.
Apalagi pada kesempatan ini juga disertai dengan diskusi tari via zoom yang menghadirkan para tari Indonesia.
“Kegiatan ini juga sangat bermanfaat untuk menjalin silaturahmi dan membangun jejaring. Apalagi pesertanya tak hanya dari Indonesia tetapi dari manca negara. Harapannya, ke depan dunia seni tari Lampung makin bertumbuhkembang dan dikenal di seluruh penjuru dunia,” ujar Satria Bangsawan.
Ketua Komite Tari DKL Agus Gunawan mengatakan kegiatan yang mengusung tajuk \”Mengenang yang Pergi, Menghalau Pandemi\” ini untuk memperingati Hari Tari Sedunia 2021.
Gelaran ini selain menaja ragam tari karya koreografer dari berbagai penjuru dunia juga akan dimarakkan dengan bincang tari yang akan menghadirkan para pakar tari antara lain; Elly D Lutan, Wiwik Sipala dan Bobby P Setiawan.
Agus menambahkan, kegiatan gelar Hari Tari Dunia 2021 di Lampung ini sekaligus juga untuk mengenang para koreografer Indonesia antara lain; Dedy Lutan, huriah Adam, Gusmiati Suid, Bagong Kussudiardjo dan Suprapto Suryodarmo.
“Peringatan Hari Tari Dunia ini juga menjadi bukti kalau seniman tari tak berhenti berkreasi karena pandemi. Kami bersiasat tetap berkarya meski harus menaja karya lewat jagad virtual. Menari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerakan ritmis dengan ide tertentu, ” papar founder Sanggar tari Sangisu Lampung ini.
Lebih lanjut, Agus Sangisu mengatakan jumlah penyaji yang tak kurang dari 70 koreografer perorangan maupun sanggar dengan sekira 130 penampilan ini berasal dari berbagai daerah kabupaten/kota di Lampung, Kepri (Batam).
Kemudian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,Bali, Kalimantan, NTB, Jepang, Equador,Perancis dan banyak lagi.
Para penyajinya antara lain; Elly D Lutan (Jakarta), Ukinaka, Tomomi, Riyanto (Jepang) wangi Indriya (Indramayu), Kadek (Bali), Ni Kadek (Perancis), Bobby R, Daryono Darmorejono (Solo), Kerti Bhuana (Bandarlampung), Cangget Budaya (Kotabumi), Sri Mumpuni (Metro) dan banyak lagi.
Muasal Hari Tari Sedunia
Hari tari sedunia sendiri yang jatuh setiap tanggal 29 April ini pertama kali dicanangkan di tahun 1982 oleh lembaga tari internasional CID (Counseil Internasional de la Danse).
“Tujuannya adalah untuk mengajak seluruh warga dunia berpartisipasi untuk menampilkan tarian-tarian negara mereka yang jumlahnya beragam,” terang Agus selaku Founder Sanggar Sangisu.
Di tahun 2003, lanjut Agus, Presiden CID, Professor Alkis Raftis, mengatakan bahwa pelestarian budaya menari masih sangat minim.
Tidak ada lembaga atau organisasi yang mendanai bidang seni tersebut secara memadai, tidak ada pendidikan seni tari, sehingga ketertarikan warga untuk menekuni bidang tari masih sangat rendah.
“Kemudian CID bersama-sama dengan UNESCO, menjadi wadah bagi para warga dunia untuk mementaskan pertunjukan tari dari budaya mereka. Muaranya, semua generasi muda dapat terus melestarikan budaya melalui seni tari,” imbuh Agus Sangisu.
Yang menggembirakan, lanjutnya, sejak tahun 2007, promosi untuk merayakan Hari Tari Dunia semakin gencar dilakukan berbagai kegiatan digelar bertemakan tari, antara lain; ada lomba esei, dan lomba menari di jalanan.
“Sejak saat itu, Hari Tari Dunia semakin diapresiasi warga sehingga banyak pertunjukan tari diadakan setiap tahunnya untuk memeringati hari diberbagai penjuru dunia,” pungkas Agus. (Josua)