Lampung Timur (Netizenku.com):
Setiap musim penghujan datang, akses jalan dari Desa Karya Mukti, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), yang berbatasan dengan Dusun Trimukti Desa Karangrejo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, selalu jadi langganan banjir. Ini akibat luapan aliran sungai Way Sekampung.
Salah satu warga Dusun Trimukti, Safri mengatakan, bahwa jalan penghubung antar dua desa ini langganan banjir sejak lama.
Ia mengatakan, banjir sekarang ini belum seberapa, biasanya yang parah itu kalau air hujan turun ditambah ada luapan sungai Way Sekampung, maka akses jalan ini bisa putus.
\”Kejadian ini sudah beberapa lama kita rasakan, untuk saat ini masih bisa lewat meski harus naik gerobak. Kalau sudah musim penghujan seperti saat ini, maka para kendaran bermotor tidak akan bisa lewat kalau gak dinaikkan ke gerobak dorong yang sengaja dibuat untuk alat penyeberangan ini,\” katanya, Minggu (2/2).
Dalam hal ini, dua desa sudah sepakat kalau jalannya banjir maka desa yang berbatasan akan membantu masyarakat yang hendak lewat. \”Untuk alat penyerangan, kami sengaja buat gerobak yang bisa masuk kedaraan sepeda motor. Setiap ada yang mau lewat maka akan kami bantu untuk menyeberang dengan menaikkan kendaraannya keatas gerobak. Walau sudah kami bantu, kami tidak pernah mematok harus memberi uang,\” tambahnya.
Kalau masyarakat memberi uang maka mereka terima, tetapi kalau tidak, juga tidak masalah. Yang menjadi tugas berat adalah ketika menyeberangkan anak-anak yang ke sekolah. \”Anak mau ke sekolah itukan pagi, maka kami harus sudah ada untuk menyeberangkan dan itu kami lakukan dengan sukarela. Namun kalau masyarakat, terkadang ada kasih uang, tetapi ada juga yang tidak. Pokoknya setiap masyarakat yang mau menyeberang tidak pernah kami paksakan untuk memberi upah, kalau dikasih uang ya kami terima,\” ungkapnya.
Selain menggangu akses jalan, luapan air tersebut juga mengenangi tanaman padi maupun kebun milik masyrakat yang memang tidak jauh dari bantaran sungai. Dalam setahun itu, boleh dibilang akses jalan penghubung dua desa ini hanya bisa dilewati dalam tiga bulan saja, selebihnya udah menjadi langganan banjir.
Permasalahan akses jalan yang selalu banjir ini sebenarnya sudah diketahui oleh pemerintah daerah, bahkan tahun yang lalu sudah pernah ada tim dari pemerintah daerah yang turun untuk mengukur dan membuat patok. Namun setelah udah di ukur dan dikasih patok, sampai saat ini belum ada lanjutannya.
\”Kami berharap kepada pemerintah agar jalan ini dapat diperbaiki, sehingga masyarakat dapat dilewati para pengendara roda dua maupun roda empat,\” ungkapnya. (Nainggolan)