Bandarlampung (Netizenku.com): Puluhan massa yang tergabung dalam Komite Tolak Penggusuran Pasar Griya (KTP-PG) lakukan unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung.
Aksi ini merupakan lanjutan dari tragedi penggusuran yang banyak dikecam oleh berbagai kalangan, terutama masalah kekerasan terhadap anak dan perempuan yang dilakukan oleh oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dalam aksi ini, perwakilan warga Pasar Griya, Mu\’ad menolak dan mengecam keras tindakan represif yang dilakukan kepada warga di \’Kampung Pemulung\’.
\”Kami disini bukan ingin merebut tanah pemkot, tapi kami hanya ingin mendapatkan hak hidup yang layak. Dan yang kami tahu, lahan yang katanya akan dibangun menjadi Kantor Kejari, diperuntukkan sebagai pasar bukannya malah dijadikan perkantoran. Kami hanya ingin kejelasan,\” kata Mu\’ad saat orasi di depan kantor pemkot, Senin (23/7).
Sementara itu, Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lampung, Kristina Tia Ayu, menyampaikan bahwa warga kerap kali diintimidasi dan diancam oleh oknum preman agar segera meninggalkan lokasi.
Kemudian, perwakilan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Pupung, meminta pemerintah kota untuk turun menemui massa aksi. Pasalnya, setelah 2 jam melakukan unjuk rasa, belum ada satupun pihak Pemkot yang menemui massa aksi.
\”Kami minta jajaran pemerintah menemui kami di sini. Tolong dengarkan aspirasi kami, suara rakyat suara Tuhan. Jangan hanya berani melakukan kekerasan dengan jumlah yang besar. Kami tak ingin pemimpin kami anti kritik,\” katanya.(Agis)