Bandarlampung (Netizenku.com): Laboratorium Sosiologi FISIP Universitas Lampung (Unila) berkolaborasi bersama Yayasan Kurawal, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, dan DPD Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Lampung akan mendiskusikan buku “Demokrasi di Indonesia: Dari Stagnasi ke Regresi?”
Diskusi akan berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting, Kamis (17/2) mulai pukul 13.30 WIB.
Diskusi yang dipandu dosen Sosiologi FISIP Unila Dr. Asnani itu akan menghadirkan empat pembicara. Mereka adalah Program Manager Kurawal Donny Ardyanto, dosen Sosiologi FISIP Unila Fuad Abdulgani, Ketua IKADIN Lampung Penta Peturun, dan Ketua AJI Bandarlampung Hendry Sihaloho.
Temu wicara tersebut akan membahas dan menanggapi hasil kajian terkini tentang situasi demokrasi di Indonesia, sebagaimana yang disajikan dalam buku “Demokrasi di Indonesia”.
Beberapa isu aktual yang disoroti buku tersebut seperti polarisasi, politisasi hukum, serta vigilantisme dan kekerasan – yang menjadi panorama sehari-hari dalam kehidupan berdemokrasi – penting untuk didiskusikan guna memantik gagasan dan mendorong praktik baru dalam kehidupan berdemokrasi.
Para pembicara akan menyampaikan tanggapannya tentang buku yang dibahas dan soal demokrasi di Indonesia.
Buku “Demokrasi di Indonesia: Dari Stagnasi ke Regresi?” berasal dari makalah-makalah para pakar/pengamat Indonesia dalam konferensi tahunan di Australian National University (ANU) pada 2019.
Penerbit ISEAS-Yusof Ishak Institute kemudian membukukan karangan-karangan tersebut dengan judul “Democracy in Indonesia: From Stagnation to Regression?” pada 2020.
Tahun berikutnya, diterbitkan edisi terjemahan bahasa Indonesia oleh Kepustakaan Popoler Gramedia bekerja sama dengan Public Virtue Institute dan Kurawal Foundation.
Buku ini adalah studi komprehensif termutakhir tentang kemunduran demokrasi kontemporer Indonesia.
Para kontributornya mengidentifikasi, menjelaskan, dan memperdebatkan tanda-tanda kemunduran, termasuk tindakan keras pemerintah yang sewenang-wenang terhadap kebebasan berbicara dan berkumpul, bangkitnya main hakim sendiri.
Sekaligus menciptakan suasana politik yang semakin terpolarisasi, populis, hingga terkikisnya checks and balances pada kekuasaan eksekutif.
Mereka mempertanyakan, “Mengapa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai mercusuar demokrasi yang baik, kini malah ikut menuju pola demokrasi dunia yang mundur?”
Bagi yang tertarik mengikuti diskusi bisa bergabung melalui https://us06web.zoom.us/j/82222919685?pwd=L0k4MVRuMmhkdG40UWNQM3JXM1ZNUT09. Meeting ID: 822 2291 9685. Passcode: SOS2022. (Rls)