Bandarlampung (Netizenku.com): Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Edwin Rusli menyampaikan dari 6.000 lebih tenaga kesehatan (nakes) yang akan divaksinasi Covid-19, sedikitnya baru 568 orang yang sudah divaksinasi di Puskesmas dan rumah sakit hingga hari ini, Senin (25/1).
\”Sampai hari ini ada 568 orang tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi,\” kata Edwin saat ditemui di Kantor Pemerintah Kota Bandarlampung.
Pemerintah menargetkan Vaksinasi Covid-19 bagi nakes, baik dokter, perawat, bidan akan berlangsung Januari-April 2021.
Berdasarkan data DPD Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Bandarlampung, jumlah perawat sebanyak 4.400 orang yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan, instansi, Puskesmas, rumah sakit.
Sementara data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung menyebutkan terdapat 841 lebih dokter yang terdiri dari dokter spesialis 212 orang dan dokter umum 629 orang.
Kemudian Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bandarlampung mengatakan ada sekitar 1.080 bidan yang menjadi sasaran penerima vaksin Covid-19.
Mereka tersebar di rumah sakit pemerintah, swasta, Puskesmas, Puskeskel, praktik bidan mandiri, termasuk klinik.
\”Ketersediaan vaksin sampai sekarang masih aman yang terkirim dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung ada 9.624 vial,\” ujar Edwin.
Dia mengaku pada awal program vaksinasi, lumayan banyak nakes yang tidak mau divaksinasi tapi pihak Dinas Kesehatan kemudian memberikan penyuluhan sehingga program vaksinasi dapat berjalan.
\”Jika jumlah nakes yang divaksinasi tidak sesuai syarat pembentukan herd immunity, kita akan turun, tanya kenapa mereka tidak mau. Tapi kemarin memang ada lumayan banyak, begitu kita beri penyuluhan (mau),\” kata dia.
Edwin Rusli optimis Program Vaksinasi Tahap Pertama bagi nakes akan berjalan baik di Kota Bandarlampung.
\”Biasanya pasti mau, optimislah masa \’gak optimis. Vaksinasi ini kan full satu tahun jadi bisa nanti divaksinasi untuk bulan-bulan yang akan datang,\” tutup Edwin.
Ketua IDI Cabang Kota Bandarlampung, dr Aditya M Biomed, mengatakan pihaknya menyediakan layanan hotline bagi nakes yang mengalami kendala dalam program vaksinasi.
\”Kemarin kita lagi coba mendata teman-teman IDI yang sudah divaksinasi. Kita punya hotline, silahkan menghubungi jika ada permasalahan apapun,\” kata Aditya.
Layanan hotline ini merupakan bentuk mitigasi bagi dokter yang memerlukan pelayanan rumah sakit dan kesulitan dalam proses registrasi vaksinasi lewat aplikasi Peduli Lindungi.
\”Sekarang kita tambah, hotline itu gunanya kalau ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) segera lapor ke hotline. Kita akan catat dan laporkan kalau memang ada.\”
\”Permasalahan di lapangan itu juga ada yang susah registrasi. Teman-teman banyak yang menelepon saya, sudah dapat SMS tapi begitu daftar di akun Peduli Lindungi tidak bisa,\” ujar Aditya.
Pendaftaran ulang lewat Peduli Lindungi terhambat ketika sistem aplikasi menyebutkan nomor induk keluarga (NIK) sasaran penerima vaksin tidak terdaftar.
\”Disebutkan NIK-nya tidak terdaftar. Kami sudah menelepon Dinas Kesehatan ternyata sekarang bisa offline langsung telepon. Jadi memang harus terdaftar dulu nanti diarahkan oleh Dinkes,\” kata dia.
Aditya yang juga Kepala UTD PMI Lampung ini menjelaskan vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk memutus rantai penularan virus corona dengan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
\”(Kalau lewat) herd immunitynya nanti kurang efektif. Kita sudah begitu (divaksinasi) negara sudah banyak keluar uang ternyata tidak memenuhi prosedur, tidak terbentuk antibodi. Tapi kalau (telat) sehari mungkin masihlah,\” tutup dia. (Josua)