Bandarlampung (Netizenku.com): Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Bandarlampung mensyaratkan Vaksin Sinovac yang akan disuntik kepada tenaga kesehatan, harus safety (aman) dan terefikasi.
\”Keamanan artinya kandungan vaksin tidak membahayakan yang mau divaksin. Ada jaminan itu, tentunya yang menyelidiki kandungan itu adalah Balai POM,\” kata Ketua IDI Cabang Kota Bandarlampung, dr Aditya MBiomed di ruang kerjanya, Selasa (5/1).
Sementara efikasi, vaksin yang disuntik harus benar-benar terbukti secara empiris mampu melindungi sistem imun tubuh dari Covid-19. Badan kesehatan dunia WHO mensyaratkan tingkat efikasi vaksin Covid-19 harus sama dengan atau lebih 50 persen.
\”Meskipun ada embel-embel darurat ya tetap harus ada. Itu juga harusnya dari Balai POM,\” tegas Aditya.
Dia menilai vaksin yang akan diedarkan kepada masyarakat harus sudah melalui 3 fase. Fase 1 dan 2 diuji di laboratorium kemudian fase 3 uji klinis terhadap manusia.
Aditya mencontohkan PT Bio Farma Bandung yang melakukan uji klinis Vaksin Sinovac yang diproduksi sendiri bekerja sama dengan Universitas Padjajaran.
Pada fase 3 PT Bio Farma melakukan uji klinis terhadap 1.600 relawan.
Dia berharap Balai POM bisa menggunakan hasil uji klinis PT Bio Farma untuk menentukan tingkat persentase efikasi Vaksin Sinovac buatan Cina yang telah didistribusikan ke daerah.
\”Ini kan masa wabah, kalau IDI yang proporsional, kita tidak oposisi pemerintah tapi kami juga mengkritisi. Apalagi kami yang pertama kali mau disuntik, kita juga enggak mau konyol,\” ujar Aditya.
IDI mengapresiasi ikhtiar pemerintah karena saat ini vaksin Covid-19 menjadi rebutan negara-negara di dunia.
Namun sebagai organisasi profesi berdasarkan keilmuan, lanjut Aditya, IDI boleh menyampaikan kritikan dan masukan.
\”Tapi kita juga tidak bisa sampai ngotot, baik yang ahli atau siapapun juga, vaksin itu harus ideal banget seperti vaksin-vaksin sebelumnya. Kalau mau ideal banget ya 10 tahun lagi sementara korbannya sudah banyak,\” kata dia.
Aditya berharap Balai POM bersedia menjamin dan bertanggung jawab bahwa kandungan Vaksin Sinovac dari Cina aman dipakai dan bisa membuat sistem kekebalan tubuh meningkat terhadap Covid-19.
\”Pokoknya kalau kedua faktor itu terpenuhi dan Balai POM sudah meregistrasi dan bertanggung jawab, walau dengan embel-embel darurat, kami bersedia untuk divaksin,\” ujarnya.
Kemudian, lanjut Aditya, karena Indonesia mayoritas muslim, pemerintah juga harus menambahkan kehalalan vaksin melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI. (Josua)