Liwa (Netizenku.com): Banjir melanda Pekon Tuguratu Kecamatan Suoh, namun masyarakat berhasil dievakuasi ke titik kumpul.
Sejumlah korban berhasil mendapatkan pertolongan medis dasar dari tim Pertolongan Pertama (PP) Palang Merah Indonesia (PMI) dan korban yang membutuhkan pertolongan medis lanjutan, dirujuk ke Puskesmas Suoh. Demikian narasi penanggulangan bencana banjir yang disimulasikan di Pekon Tuguratu, Sabtu (30/3).
Simulasi bencana dilaksanakan sebagai bagian dari upaya PMI bersama Palang Merah Amerika membangun desa tangguh melalui pendekatan program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat di Pekon Tuguratu. Setidaknya ada 160 orang masyarakat setempat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan simulasi tersebut, para perangkat pekon, juga Tim Sibat. Para peserta nampak mengikuti alur narasi simulasi dengan sangat antusias.
“Kegiatan ini adalah kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Tentunya yang berperan aktif adalah masyarakat. PMI, BPBD dan Dinas Kesehatan, tentunya akan mendukung kegiatan tersebut,” kata Wakil Ketua III Bidang Relawan dan PSD PMI Lampung Barat (Lambar), Cahyani Susilawati seraya mengatakan bahwa sebelumnya sudah dilaksanakan simulasi penanggulangan bencana longsor di Pekon Ujung Kecamatan Lumbok Seminung dan selanjutnya juga akan dilaksanakan di Pekon Tuguratu.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan pengurangan risiko yang dilaksanakan oleh PMI dan AmCross serta mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Lambar, diharapkan ketika terjadi bencana, akan dapat mengurangi korban atau kerusakan.
Bencana berbasis masyarakat yang sudah dilatih dan mendapatkan ilmu serta keterampilan, dapat menularkan kepada pekon lain, sehingga pekon dapat melakukan kegiatan yang sama atas inisiatif dan dukungan dari pekon.
Terlebih kata dia, risiko bencana di Tuguratu bisa diakibatkan oleh air di atas seperti bencana banjir bandang yang terjadi tahun 2009 lalu, juga bencana banjir karena air yang ada di bawah dengan meluapnya Way Semangka. Harus ada upaya keras kata dia, unit meningkatkan kapasitas masyarakat sehingga akan benar-benar terwujud masyarakat yang tangguh bencana.
Sementara, Peratin Tuguratu Basuki, mengatakan, kegiatan tersebut seiring misi kabupaten terujung sebelah barat Lampung itu untuk menjadi kabupaten tangguh bencana. Dirinya berharap akan kegiatan-kegiatan seperti yang dilaksanakan oleh PMI bersama dengan AmCross tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Sehingga masyarakat akan dapat benar-benar paham.
Kabid Kesiapsiagaan BPBD Lambar Andi Cahyadi disela-sela kegiatan simulasi mengatakan, bahwa kegiatan membangun desa tangguh yang dilaksanakan PMI saat ini sangat membangun Pemkab Lambar dalam mewujudkan visi menjadi kabupaten tangguh bencana. “Program PMI ini sangat membantu Pemkab Lambar. Karena BPBD Lambar memiliki keterbatasan-keterbatasan. Kalau bisa ada 20 pekon yang menjadi binaan PMI dalam Program seperti ini, tidak hanya di 3 Pekon saja,” ujarnya.
Andi mengatakan tahun ini, Pemkab Lambar melalui BPBD juga akan menyelenggarakan program yang sama. Dirinya berharap agar program tersebut juga mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Melalui program pengurangan resiko bencana terpadu berbasis masyarakat, selain melaksanakan simulasi, PMI juga sudah memasangan alat peringatan dini, memasangang rambu evakuasi dan titik kumpul, serta pembangunan insfrastruktur yang diharapkan dapat mengurangi dampak bencana. Selain itu juga kegiatan peningkatan kapasitas masyasrakat juga secara berkelanjutan dilaksanakan di 3 pekon yang menjadi pilot project desa tangguh.(Iwan)