Liwa (Netizenku.com) : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Liwa Lampung Barat, Lampung menerima dua orang mahasiswi Capiz State University Filipina, yakni Ivy B Tabligan dan Anna Mae P Carlos, menjalankan program dari Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMEO).
Pada kegiatan magang satu bulan yang merupakan kerjasama antara kementerian Pendidikan ASEAN, yang berlangsung dari 7 Mei-3 Juni mendatang, diharapkan memberikan dampak positif bagi siswa-siswi, terutama peningkatan kemampuan Bahasa Inggris.
“Bahasa pengantar pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, sehingga melatih anak-anak untuk mendengar dan menjawab dengan bahasa internasional, selain mengasah kemampuan juga melatih keberanian mereka,” kata Kepala SMA Negeri I Liwa M. Suharyadi, Selasa (16/5).
Tentu kata M Suharydi, kedatangan kedua guru magang dari negara tetangga tersebut, juga sebagai sarana pertukaran ilmu terhadap dewan guru, apalagi pendekatan pembelajaran yang dilakukan sangat menarik.
“Tentu sistem pembelajaran antara Filipina dengan Indonesia berbeda, maka yang baik dan bisa diterapkan dapat diadopsi, karena melihat apa yang mereka lakukan saat berinteraksi dengan siswa-siswi sangat menarik, dan anak-anak pun sangat antusias,” kata dia.
Selain magang di sekolah kata M Suharyadi, kedua guru magang tersebut juga belajar banyak tentang adat dan budaya masyarakat Lampung Barat, bahkan mereka senang ketika diajak berbaur dengan masyarakat yang sedang menjalankan proses “nayuh”, serta tentu mereka diharapakan akan menjual potensi wisata di negara mereka.
“Setelah menjalankan kegiatan disekolah, kami ajak melihat secara langsung bagaimana adat dan budaya masyarakat, terutama saat nayuh, serta melihat secara langsung destinasi wisata yang ada, dengan harapan ketika mereka pulang akan menjadi cerita yang indah negara mereka,” harapnya.
Sementara Kepala SD Negeri III Way Mengaku Balikbukit, Erwansyah, sangat berterimakasih kedua guru magang tersebut diberi kesempatan untuk mengajar di sekolah yang dia pimpin.
“Alhamdulillah, diajar dua guru asing dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar memberikan pengalaman baru bagi anak-anak kami, apalagi selama berinteraksi keduanya sangat energik, sehingga siswa sangat semangat dan ceria, dan harapannya akan menjadi contoh yang baik bagi dewan guru,” harapnya. (Iwan)