Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Sejarah peradaban zaman para leluhur terdahulu tentu banyak yang belum diketahui oleh masyarakat terkini sebagai generasi pewarisnya.
Padahal di nusantara, kebenaran sejarah terdahulu telah banyak dibuktikan mulai dari adanya tempat, arca, bangunan hingga barang-barang dengan berbagai jenis dan keunikannya masing-masing yang diturun-temurunkan oleh pemiliknya, ada juga yang telah tersimpan rapih di museum.
Di Tiyuh (Desa) Gedung Ratu, Kecamatan Tulangbawang Udik, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Provinsi Lampung, juga tidak sedikit terdapat peninggalan-peninggalan leluhur nenek moyang mereka disana.
Di tangan Agustam Subandi Gelar Stan Kepalo Mergo dan Nursali Gelar Tuan Ngeci Mergo barang-barang berupa naskah, buku-buku sejarah terdahulu hingga keris dan tanduk banteng yang memiliki delapan sisi bertulis aksara Lampung kuno itu masih tersimpan rapih hingga saat ini.
Akhirnya dari keberadaan itulah menarik Dick Van Der Meij seorang peneliti Filologi asal Belanda untuk mengunjungi Tiyuh Gedung Ratu. Dia datang untuk menelisik sejarah kebenaran dari naskah kuno dan barang-barang tua tersebut.
“Jumlah naskah kuno di Indonesia banyak, termasuk Lampung, ada yang bertuliskan melayu, arab, jawa. Macam-macam contoh naskah ada yang dari daun lontar, bahkan ada juga dari tanduk kerbau. Kita cari naskah kuno yang tidak biasa agar keanekaragaman tidak hilang,” kata Dick, Minggu (19/3).
Sembari melakukan observasi juga penelitian manuskrip bersama Juaini Bandarsyah, Kepala Tiyuh Gedung Ratu, Dick Van Der Meij mengatakan kebanyakan isi naskah menceritakan kehidupan dimasa lampau.
“Kita mengecek naskah kuno di Gedung Ratu Tubaba, sehingga dari naskah juga dapat menggambarkan peradaban kehidupan dimasa lampau,” ujarnya.
Benar saja, ketika Agustaman Subandi membacakan naskah kuno berbahasa Lampung yang dimilikinya, cerita di masa lampau terkait keturunan hingga wilayah di sekitar sana tertuang lengkap pada tulisan di setiap lembarnya.
Oleh sebab itu, Dick Van Der Meij meminta para pemilik naskah dan barang-barang tua tersebut untuk merawat dan menjaganya sehingga dapat menjadi bukti ada peradaban di masa lampau secara turun-menurun.
Nantinya, hasil observasi dan penelitian manuskrip yang dilakukan Dick Van Der Meij ini bakal didokumentasikan secara digital melalui program Dreamsea.
“Kita mendokumentasikan naskah itu secara digital, agar tetap ada sehingga mudah terakses dan tidak mudah rusak melalui program Dreamsea. Kita coba menjaga agar tetap utuh, menariknya naskah itu untuk kita telusuri. Dunia naskah Indonesia masih terbatas secara nasional, banyak juga naskah kuno Lampung yang tidak diketahui,” tandas pria berbangsa Belanda kelahiran tahun 1956 itu.
Kehadiran Dick Van Der Meij di sana juga disambut Umar Ahmad, mantan Bupati Tubaba serta Arif Anggota DPRD setempat.(Arie/Leni)