Liwa (Netizenku.com): Perjuangan bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat yang memanfaatkan lahan di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), mendapat apresiasi dari masyarakat.
Sadimin, warga Pekon Sukamarga kecamatan Suoh, Lampung Barat, yang memiliki kebun kopi di wilayah TNBBS seluas 1,5 hektar, merasa bersyukur atas perjuangan bupati, sehingga saat ini dia bersama masyarakat lain merasa tenang dan nyaman.
\”Alhamdulillah, dan terima kasih atas perjuangan pak bupati, sehingga mulai saat ini kami dalam menggarap kebun tenang dan nyaman,\” kata dia, Kamis (10/7).
Menurut Sadimin, yang baru empat tahun membeli lahan di wilayah TNBBS tersebut, dirinya bersama warga yang lain selama selalu kucing-kucingan dengan petugas. Dengan perjuangan bupati tersebut Sadimin, meyakini seluruh masyarakat yang memanfaatkan lahan TNBBS akan komitmen dengan syarat-syarat yang telah disepakati.
\”Untuk menjaga nama baik pak bupati, kami yakin seluruh masyarakat Lampung Barat yang mengelola 21 ribu lahan TNBBS akan komitmen, dengan syarat yang telah ditetapkan, seperti tidak akan membuka lahan baru, akan menanam kayu dan buah-buahan di tengah kebun kopi,\” kata dia.
Seperti diketahui, salah satu poin penting kedatangan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ke Lampung Barat, Wiratno memberikan izin atas pengelolaan lahan bagi masyarakat yang berkebun di kawasan TNBBS. Setidaknya terdapat 21 ribu hektar kawasan TNBBS yang sudah mendapatkan izin pengelolaan selama lima tahun. Puluhan ribu hektar yang sudah diizinkan dikelola oleh masyarakat tersebut diantaranya terletak di Kecamatan Lumbok Seminung, Sekincau, Suoh, dan Way Tenong.
Menurut dia, pemerintah melalui Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem akan terus memberikan izin bagi masyarakat yang sudah terlanjur berkebun di kawasan TNBBS dengan kriteria-kriteria tertentu. Sangat mungkin izin pemanfaatan lahan akan diperpanjang jika masyarakat dengan patuh mengikuti persyaratan yang sudah ditetapkan pada program kemitraan konservasi.
Lebih lanjut Wiratno berharap, agar pemanfaatan kawasan tersebut juga lebih diarahkan pada sektor pariwisata. Insinyur asal Tulung Agung tersebut mencontohkan ada dua desa yang memanfaatkan lokasi wisata di kawasan Hutan TNBBS dan saat ini mendapatkan penghasilan sekitar 1o milyar lebih setiap tahunnya. Hal tersebut menurut dia, dapat juga dilaksanakan di Lampung Barat, terlebih Lambar merupakan daerah yang sangat kaya akan potensi wisata, mulai dari air terjun, air panas, serta potensi wisata lainnya. (Iwan)