Meski telah menyandang sebagai salah satu Kota Layak Anak (KLA) di Indonesia, rupanya kasus seperti bullying kerap kali terjadi di Bandarlampung.
Bandarlampung (Netizenku.com): Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung akui masih ada kasus bullying yang terjadi terutama di sekolah.
Sebelumnya, Kementerian PPPA menyatakan realisasi Indeks Perlindungan Anak tidak sejalan dengan realisasi KLA karena terdapat daerah dengan predikat KLA namun belum mampu memberi perlindungan kepada anak.
Deputi bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu, mengatakan seharusnya kota yang mendapat predikat KLA mampu memberikan perlindungan terhadap anak sesuai yang ditetapkan dalam indikator.
“Teorinya kalau kita bagus membangun Kota Layak Anak, maka artinya hak anak terpenuhi, bermain, berpartisipasi. Hak terhadap pendidikan, kesehatan, dan pengasuhan tercapai, maka skor KLA nya pasti bagus,” katanya dalam Rakornas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2024 di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/6).
Di sisi lain, Pribudiarta mengatakan justru di daerah-daerah yang berpredikat KLA masih banyak terdapat kasus-kasus kekerasan terhadap anak mulai dari perundungan di lingkungan pendidikan hingga kekerasan di dalam keluarga.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas PPPA Kota Bandarlampung, Maryamah, mengaku masih ada kasus bullying di sekolah.
Sekolah yang berada di daerah padat penduduk menjadi dan sekolah elit dinilai jadi penyumbang kasus terbanyak.
“Daerah padat penduduk dan daerah pesisir cukup rentan terhadap kasus bullying. Sekolah-sekolah elit juga tidak menutup kemungkinan. Salah satu SMP negeri di Kecamatan Panjang pernah kita datangi. Kemudian sekolah elit Islam di daerah Jalan Pramuka juga pernah ada kasus bullying,” jelas Maryamah saat dihubungi pada Kamis (27/6).
Untuk itu, ia mengaku bahwa pihaknya gencar melakukan sosialisasi mulai dari tingkat playgroup hingga sekolah menengah pertama.
Bahkan, lanjut dia, Dinas PPPA telah lakukan rapat dengan guru-guru bimbingan konseling dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di Bandarlampung.
“Program sosialisasi jadi fokus utama kami. Kami di dinas kan ada 4 bidang, tim secara continue turun lapangan,” pungkasnya. (Agis)