Lampung Tengah (Netizenku.com): Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golongan Karya (Golkar) Lampung Tengah, Musa Ahmad mengungkapkan jika Hari Raya Idul Adha adalah hari pengorbanan untuk sesama.
Yaitu mengorbankan harta dan yang disenangi untuk lebih peduli kepada masyarakat.
Menurut Musa, dari semua proses kronologi Idul Adha adalah semata-mata untuk mengorbankan harta di jalan Allah SWT dan sesama manusia.
Pengorbanan yang dimaksud ialah melakukan atau bisa saja memberikan yang terbaik untuk kebaikan umat dan bangsa.
Sehingga akan meminimalisir tendesi kecemburuan sosial antara yang memiliki harta dan yang kurang mampu.
“Idul Adha itu untuk berbagi, karena Allah SWT mengajarkan kepada seluruh makhluknya untuk memiliki kepedulian, baik sesama manusia maupun alam semesta,” ujar Musa di sela pemotongan sapi di kediamannya, kawasan Yukumjaya, Kecamatan Terbanggi Besar.
Dijelaskan, kondisinya sangat memungkinkan untuk membuka dan mempererat tali silaturahmi satu sama lain maupun antar tetangga.
Hal itu yang sampai saat ini semakin terkikis dengan gaya hidup masyarakat yang individualistis.
Maka dengan adanya Idul Adha, Allah SWT selalu mengajarkan kepada makhluknya agar hidup lebih bermanfaat bagi yang lain.
Karena hidup yang paling baik ialah ketika mampu memberikan manfaat kepada sesama makhluk lainnya, itu sama dengan konsep rahmatan lil alamin.
“Allah SWT selalu memberikan pilihan kepada kita. Ketika berqurban pun ada banyak pilihan, bisa dari hewan besar, sedang sampai kecil sesuai dengan kemampuan,” papar Musa.
Selain mengajarkan pengorbanan, lanjut dia, Hari Raya Idul Adha pun mengajarkan untuk selalu berbuat ikhlas.
Ibadah yang selama ini dilakukan adalah semata-mata pengabdian kepada Allah SWT, tuhan semesta alam.
Itu yang selalu diajarkan Rasulullah SAW dalam setiap langkah dan gerak menjalani kehidupan.
Keikhlasan yang dijalankan ialah menjadi modal dasar amalan ibadah lebih disukai Allah dan rosulnya. Sehingga sebagai umat Islam dan sebagai bangsa Indonesia, berkurban menjadi pondasi dasar kemakmuran masyarakat bila dijalani dengan keikhlasan.
“Pada dasarnya kita dituntut untuk hidup lebih peduli sesama, baik sebagai pemeluk agama juga sebagai warga negara,” kata Musa. (sansurya)