Bandarlampung (Netizenku.com): Gubernur Arinal Djunaidi merasa tidak nyaman dengan situasi harga beras melonjak belakangan ini. Dia menengarai ada “tangan nakal” berspekulasi di balik kondisi tersebut.
Kecurigaan itu cukup beralasan mengingat Lampung merupakan salah satu daerah lumbung pangan nasional. Bahkan, ditambahkannya, kebutuhan pangan DKI Jakarta disuplai dari Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai. Terlebih, ketika terjadi el nino, pertanian Lampung tetap sanggup memenuhi kebutuhan konsumsi daerah secara mandiri.
“Ini kan janggal. Kalau tiba-tiba harga beras melambung. Saya sinyalir ada oknum yang melakukan praktik monopoli beras,” ungkapnya, Jumat (16/2) lalu, usai meninjau secara langsung ke pasar tradisional Panjang dan memastikan ketersediaan beras di gudang Bulog.
Gubernur meneruskan, dugaan ini disampaikan karena dirinya tidak menghendaki masyarakat dan petani kecil yang terkena imbas dari permainan di jalur perdagangan beras. “Kalau rakyat dan petani kecil menjadi korbannya, saya tidak bisa biarkan. Saya pastikan akan ambil tindakan,” tegas Arinal.
Lebih lanjut dirinya menguraikan, sesungguhnya kalau harga beras murah yang menjadi korban adalah petani kecil. Hanya saja kondisi kenaikkan harga beras beberapa waktu terakhir justru bukan petani yang menikmatinya. Melainkan para spekulan. Itu bisa dilihat dari fenomena harga beras naik berbarengan dengan menipisnya stok beras.
Penjelasannya, kalau petani yang menyicipi kenaikkan harga beras, kondisi stok beras tetap stabil. Dengan kata lain harga naik bukan lantaran beras langka. Namun kondisi saat ini justru beriringan dengan kelangkaan stok.
Tak mau kondisi ini terus berlarut, imbuh Gubernur, pihaknya langsung menggandeng berbagai pihak terkait, termasuk Bank Indonesia dan Bulog, untuk menelisik penyebab kelangkaan beras sekaligus melakukan penanganan secara cepat.
“Kami seriusi hal ini. Kami segera merapatkannya untuk sesegera mungkin mencari biang penyebab sekaligus mencari jalan keluar menormalkan kembali harga beras di pasaran,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Gubernur Arinal juga mengajak partisipasi awak media untuk aktif membantu memberi informasi perihal siapa kiranya yang telah patgulipat demi menangguk keuntungan besar dari kelangkaan beras.
“Kawan-kawan pers mungkin bisa membantu dengan melakukan penelusuran dan memberi informasi terkait oknum-oknum yang bermain di ketersediaan beras ini,” ajak Gubernur kepada awak media.
Selain itu, Gubernur Arinal juga menyinggung akan datangnya panen raya pada bulan April
mendatang. Untuk mengantisipasi berbagai hal yang tak dikehendaki, termasuk manuver para spekulan, dirinya menegaskan pentingnya koordinasi yang baik antara Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan dinas. Terutama yang berkenaan dengan pembelian gabah dari petani.
“Bulog harus peka dalam penentuan waktu panen agar bisa langsung melakukan pembelian, dan dinas terkait juga harus peka sehingga tidak ada pihak yang memanipulasi situasi ini,” ungkapnya.
Pada saat panen raya nanti, terang Gubernur Arinal, Lampung dapat mengakomodir pemenuhan konsumsi lokal. Bahkan sebagian produksi dapat didistribusikan ke luar daerah.
“Dengan adanya stok yang cukup dan harga yang stabil, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras,” tutupnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Eko Dyah, mengungkapkan proyeksi panen raya gabah pada beberapa bulan mendatang.
Menurutnya, tanaman yang ditanam pada bulan Oktober di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Selatan diperkirakan bakal siap panen pada akhir Februari hingga Maret. Sedangkan panen raya akan terjadi pada April mendatang dengan prediksi jumlah mencapai sekitar 140 ribu hektare, setara dengan 800 ribu ton gabah kering giling. “April akan terjadi panen raya yang luar biasa,” terang Eko Dyah. (Luki)