Liwa (Netizenku.com): Ketua Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Lampung, Mukhlis Basri, mendukung pernyataan gubernur, Arinal Djunaidi, yang menolak dan menyesalkan ada pihak-pihak yang import kopi dan singkong ke Lampung.
Kata Mukhlis, semua orang tahu kalau Lampung adalah penghasil kopi dan singkong, jadi kalau ada pihak-pihak yang import dua komoditi utama yang dihasilkan masyarakat Lampung tersebut, tentu nasionalismenya patut dipertanyakan.
\”Lampung ini merupakan lumbung kopi dan singkong, jadi kami dari Dekopi Lampung mendukung gubernur untuk menolak masuknya dua komoditas yang menjadi tumpuan utama masyarakat Lampung, dan tentu pihak-pihak yang import tidak memiliki nilai nasionalisme,\” kata Mukhlis, Rabu (24/7).
Untuk itu anggota DPR RI terpilih dari PDI Perjuangan, tersebut berharap gubernur Lampung menolak segala macam produk yang masuk ke Lampung dan Dekopi Lampung, akan ikut andil menyejahterakan petani kopi Lampung.
\”Saat ini Dekopi Lampung sudah terbentuk, dan kami akan berjuang bersama petani, untuk menjadikan kopi Lampung sebagai tuan rumah di negeri sendiri, sehingga kedepan kehidupan petani di Lampung akan semakin sejahtera,\” kata Mukhlis yang juga sebagai petani kopi.
Bupati Lampung Barat dua priode tersebut, berharap importir atau pengusaha jangan hanya berpikir tentang mendapat untung sebesar-besarnya, karena nilai nasionalisme lebih penting, dan yang harus dipikirkan jangan hanya akan kaya sendiri.
\”Kedepan kami harap pengusaha, termasuk pengusaha kedai kopi yang semakin menjamur di Lampung, mengutamakan menyediakan kopi Lampung, jangan seperti sekarang yang ada hanya kopi dari luar, artinya mereka tidak mendukung kemajuan Lampung,\” kata Mukhlis seraya berharap pihak terkait meninjau ulang izinnya kalau ada pengusaha kedai kopi yang tidak menyediakan kopi Lampung.
Seperti diketahui, Selasa (23/7), gubernur Lampung menyampaikan kekecewaannya karena banyak kopi dan singkong dari luar masuk dan beredar di Lampung. Karena kata dia Lampung merupakan provinsi penghasil kopi dan singkong, dan itu berarti para importir tidak mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. (Iwan)