Tulangbawang Barat (Netizenku.com): DPRD Tulangbawang Barat (Tubaba) menilai dua kegiatan penimbunan jalan di Tiyuh Bandardewa dan Gedung Ratu, banyak kejanggalan dan menimbulkan protes warga. Dua kegiatan tersebut didanai dari kegiatan rehabilitasi rekonstruksi (RR) pasca bencana senilai Rp12,2 miliar
\”Kegiatan dua titik penimbunan jalan ini nilainya mencapai Rp12,2 miliar. Kami berharap kegiatannya dapat dikerjakan dengan baik, karena sudah banyak laporan dari masyarakat dan adanya kejanggalan dalam pengerjaan. Tujuannya, jangan sampai baru seumur jagung jalannya sudah amblas,\” ungkap Ketua Komisi I DPRD setempat, Yantoni saat meninjau kegiatan tersebut di Tiyuh Gedung Ratu, Kamis 17 September 2020.
Yantoni mengatakan, berdasarkan peninjauan lintas komisi di Tiyuh Bandardewa, Kecamatan Tulangbawang Tengah, tim mendapatkan banyak kejanggalan dan mengundang pertanyaan. Sebab, dalam penimbunan jalan lintas antar tiyuh yang dikerjakan, PT Saraswati Cipta Talenta dengan nilai kontrak Rp6,5 miliar, tim tidak menemukan alat berat berada di lokasi, sementara rekanan sudah melakukan penumpukan tanah di sepanjang jalan dan mengganggu aktivitas warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
\”Biasanya kalau proyek penimbunan jalan itu alat beratnya lengkap, tapi ini tidak ada alat berat. Tanah ditumpuk banyak-banyak. Kami khawatir pekerjaan seperti ini akan berpengaruh dengan kualitas pekerjaan karena penggilasannya tidak dilakukan bertahap,\” ungkapnya, yang diamini Sukardi, Anggota Komisi I DPRD.
Selain itu kata dia, dalam kegiatan di Bandar Dewa, rekanan juga tidak menyiapkan jalan anternatif karena semua badan jalan tertutup. Bahkan, kualitas tanah untuk penimbunan juga dipertanyakan.
\”Banyak tunggul kayu dan pisang di pinggir jalan yang mau ditimbun juga tidak dibersihkan. Inikan sudah tidak benar,\” kata dia.
Sementara itu, kegiatan di Gedung Ratu, Kecamatan Tulangbawang Udik yang dikerjakan PT Chaira Jaya Mandiri dengan nilai kontrak Rp5,7 miliar juga ditemukan kejanggalan. Sebab, dalam pemadatan, tim komisi I juga tidak melihat pekerjaan menggunakan penyiraman air. Padahal, kondisi saat ini sedang cuaca panas.
\”Biasanya orang melakukan penimbunan itu ada mobil tangki yang menyiram. Tapi, pekerjaan ini tidak setetes mengunakan air hanya mengandalkan pemadatan alat berat,\” ujarnya heran.
Untuk mengetahui lebih jauh terkait pekerjaan tersebut, dewan berencana memanggil dua rekanan dan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
\”Hasil turun di dua lokasi kegiatan ini akan kami hearingkan, Senin 21 September 2020,\” ujarnya.
Kepala BPBD Tubaba, Nisom, menyatakan akan memberikan teguran terhadap rekanan pada pekerjaan yang dinilai tidak sesuai dan menjadi temuan dewan.
\”Saya berterima kasih sudah diingatkan dewan, proyek ini sedang berjalan jika ada yang tidak baik akan diperbaiki,\” ungkapnya singkat. (Arie/len)