Lampung (Netizenku.com) : Saat ini, nilai tukar dolar Amerika Serikat semakin menunjukkan taringnya terhadap rupiah. Dolar AS semakin dekat ke 15.000.
Mengutip perdagangan Reuters, Selasa (4/9/2018), dolar AS berada di posisi 14.925.
Bahkan, dolar sempat mendekati level Rp 15.000 dan menembus level 14.989 di level tertingginya.
Namun, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan jika ada yang bertanya bahwa rupiah tidak terlalu bagus, menurutnya itu tidak benar.
\”Bahwa rupiah sekarang di Rp 14.900-an (nilai tukar dolar) itu saya kira nanti perjalanan waktu akan secara bertahap menyesuaikan diri lagi. Jadi kalau ada orang tanya bahwa rupiah tidak terlalu bagus, itu tidak benar,” ujarnya, saat \’Dialog Nasional\’ di Lantai III Gedung Hi Alfian Husin, Kampus Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Bandar Lampung, Selasa. .
Menurut Luhut, saat ini kemampuan daya beli petani meningkat. Harga telur ayam sekarang rata-rata Rp 24.000 perkilogram, harga ayam juga relatif terkendali.
“Jadi kalau ini bisa kita kendalikan, maka sebenarnya kita tidak terlalu masalah,\” kata Luhut.
Sementara, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah tidak sesuai dengan fundamental ekonomi nasional.
\”Kalau hitung-hitungan fundamentalnya seharusnya tidak seperti ini. Tidak selemah seperti ini. Ini banyak dipengaruhi oleh sentimen negatif, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri,\” ujar dia di Gedung DPR, Jakarta.
Perry mengungkapkan bahwa otoritas moneter selalu berada di pasar ketika adanya pergerakan nilai tukar.
Namun hal itu masih dirasa kurang setelah adanya tekanan yang berasal dari krisis ekonomi Turki dan Argentina.
\”Ini sebagai salah satu contoh sentimen teknikal di pasar,\” jelas dia.
Bank Indonesia juga mengimbau kepada seluruh importir untuk tidak tergesa-gesa membeli dolar, jika memang butuh bisa menggunakan swap yang disediakan BI.
\”Ada persepsi belum waktunya sudah beli, itu yang harus ditangani. Kami dari BI komitmen menstabilkan nilai tukar rupiah. Kami juga meningkatkan intensitas intervensi kami, baik di pasar valas maupun pembelian SBN di pasar sekunder sejak minggu lalu,\” kata Perry. (ruslan/dtc)