Lampung Barat (Netizenku.com): Menyedihkan, sosok ayah yang seharusnya menyayangi dan melindungi buah hatinya tampak diabaikan oleh Darsono (45), warga Pekon Gampang Kecamatan Belalau Lampung Barat. Pasalnya, pelaku tega merampas kebahagiaan anak kandungnya dengan aksi pencabulan selama 6 tahun.
Menurut keterangan Kasat Reskrim, AKP Faria Arista, mewakili Kapolres Lampung Barat mengatakan, korban, sebut saja Keni (11), sudah menjadi korban ayah kandungnya selama enam tahun, dan kejadian tersebut baru terungkap setelah dilaporkan kakak kandung korban ND (19) kepada petugas berwajib.
\”Terungkapnya kebejatan Darsono, setelah korban menceritakan kepada kakaknya, bahwa selama ini dia telah menjadi korban nafsu bejat orang tua mereka, tetapi tidak berani melapor karena selalu diancam,\” kata Faria, Selasa (2/7).
Ia menjelaskan, ND melaporkan ke Mapolres pada Senin (1/7) kemarin. Saat itu anggota yang dipimpin Kanit Idik I, Ipda Eflan Ujang melakukan pendalaman. Kemudian pada malam harinya langsung dilakukan penangkapan terhadap tersangka.
\”Setelah dilakukan pendalaman, kami langsung melakukan penangkapan terhadap tersangka dari rumahnya, dan setelah dilakukan pemeriksaan tersangka Darsono mengaku telah melakukan hubungan intim terhadap anak kandungnya,\” beber Faria.
Setiap akan melakukan hubungan intim terhadap anaknya, lanjut Faria, tersangka selalu mengancam akan mematahkan tangan dan kaki korban. Sebagai seorang anak, tentunya dengan rasa ketakutan korban tidak mampu menolak dan melawan. Alhasil, korban yang saat ini duduk di bangku kelas IV SD itu melayani nafsu ayahnya kandungnya sendiri terakhir pada, Sabtu (29/6), sekira Pukul 13.00 WIB.
Selanjutnya, karena korban tak tahan dengan apa yang dialaminya, pada akhirnya korban memberanikan diri untuk bercerita kepada kakaknya, \”Mungkin sudah tidak kuat menahan terhadap kelakuan bapaknya, korban berani cerita dengan kakaknya sesaat setelah melayani nafsu setan orang tua kandungnya Sabtu lalu, dan atas cerita tersebut kakak korban melapor kepada polisi,\” tuturnya.
Atas kejahatan tersebut, tersangka di jerat dengan UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak juncto pasal 64 KUHP pidana dengan ancaman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun.
“Korban masih anak di bawah umur, dan masih dalam asuhan orang tua, maka hukuman terhadap tersangka ditambah lagi dengan sepertiga hukuman dan putusan hukuman,\” pungkasnya. (Iwan)