Liwa (Netizenku.com): Atlet bulutangkis Lampung Barat, Amalinda Gustrilia yang merupakan binaan Pengkab Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), yang menjadi wakil Lampung pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMA tingkat nasional harus terhenti di babak delapan besar.
Ketua Pengkab PBSI Lampung Barat, Heri Gunawan, memberikan selamat atas keberhasilan Amalinda yang berhasil tembus delapan besar pada kejuaraan tingkat nasional, walaupun belum mendapat juara kata Heri prestasi tersebut sudah membanggakan.
\”Alhamdulillah atlet kita Amalinda, mampu bersaing pada event O2SN tingkat nasional yang sedang berlangsung di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dapat tembus delapan besar itu merupakan prestasi yang membanggakan, apalagi Amalinda satu-satunya atlet bulutangkis asal Sumatera yang mampu menembus delapan besar,\” ujar Heri, Jumat (30/8).
Heri, mengatakan Amalinda yang turun pada nomor tunggal putri, mampu bersaing dan mengandaskan lawan-lawannya, pada babak awal. Semoga dengan meningkatkan volume latihan dan mengikuti berbagai event, prestasi Amalinda akan terus meningkat.
\”Kami sadari sarana latihan di Lampung Barat masih sangat kurang, tetapi semangat anak-anak kami yang selama ini berlatih sudah mengharumkan nama Lampung Barat bahkan Lampung,\” kata Heri seraya berharap 12 atlet bulutangkis Lampung Barat yang sedang mengikuti kejuaraan daerah di Bandarlampung saat ini memberikan kado manis HUT Lampung Barat ke-28.
Sementara orang tua sekaligus pelatih Amalinda yang mendampingi secara langsung, mengatakan, pada babak pertama Amalinda berhasil mengalahkan unggulan pertama dalam satu group yakni atlet asal Kalimantan Timur. Selanjutnya berhasil mengandaskan atlet asal Maluku dan Kalimantan Tengah.
\”Maaf, Amalinda hanya mampu menembus delapan besar, setelah kalah dengan atlet asal Banten dengan tiga set. Walaupun kalah tetapi anak kita mampu memberikan perlawanan, sehingga dari awal sampai permainan berakhir selalu dengan skor yang ketat,\” kata Sukadi.
Dijelaskan Sukadi, Amalinda yang selama ini latihan di lingkungan kebun kopi di Lampung Barat, ternyata masih mampu mengalahkan pemain asal Kalimantan Timur, Maluku dan Kalimantan Tengah. Tetapi saat melawan atlet Banten yang berlatih di club yang selama ini menyumbang untuk pemain nasional, masih mampu memberikan perlawanan.
\”Saat bertanding di delapan besar melawan Banten, permainan berlangsung sangat ketat, terjadi kejar mengejar poin, sehingga perhatian pelatih-pelatih asal wilayah Jawa, yang sampai saat ini masih menjadi kiblat olahraga bulutangkis,\” ujar Sukadi. (Iwan)