Direktur PT Berkah Lancar Lestari, Yuliana Safitri, kini harus menjalani masa penahanan di tengah proses hukum yang menjeratnya. Kondisi ini menjadi ujian berat, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi keluarga serta para pekerja yang menggantungkan hidup pada usaha yang ia bangun dengan ketekunan dan dedikasi.
Bandarlampung (Netizenku.com): Di balik situasi tersebut, Yuliana dikenal sebagai salah satu kontraktor perempuan yang cukup menonjol di Provinsi Lampung. Dalam sektor konstruksi yang masih didominasi laki-laki, ia berhasil menunjukkan perempuan juga mampu berkarya dan memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah. Melalui PT Berkah Lancar Lestari, berbagai proyek telah ia selesaikan dan turut membentuk wajah pembangunan Kota Bandar Lampung.
Robi, salah satu pihak dari PT Berkah Lancar Lestari, mengatakan perkara yang menjerat Yuliana bermula dari kerja sama proyek yang melibatkan beberapa pihak. Dalam pelaksanaannya, muncul perbedaan pemahaman terkait mekanisme administrasi proyek, termasuk penggunaan cek yang sejak awal dimaksudkan sebagai jaminan administratif, bukan alat pembayaran. Hal itu disampaikannya di ruang kerjanya, Kamis (27/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tempat yang sama, kuasa hukum Yuliana Safitri, Edwin A.S.H. Silalahi, S.H., menjelaskan setelah dilakukan pengukuran ulang volume pekerjaan oleh pihak pemberi kerja serta tim independen dari BUMN PT Sucofindo, hasil pekerjaan dinyatakan telah sesuai. Dengan demikian, tidak terdapat lagi kewajiban pembayaran yang harus dipenuhi oleh kliennya.
“Namun persoalan ini kemudian berkembang ke ranah hukum dan saat ini menempatkan Ibu Yuliana dalam kondisi harus menjalani penahanan. Di balik status hukumnya, beliau adalah seorang istri, ibu, sekaligus figur perempuan yang menjadi tulang punggung bagi keluarga dan para pekerjanya. Kami berharap proses hukum ini berjalan secara objektif, adil, dan tetap mempertimbangkan sisi kemanusiaan,” ujar Edwin.
Ia menegaskan kliennya tetap kooperatif dan menghormati seluruh tahapan hukum yang berlangsung, serta tidak pernah memiliki niat merugikan pihak mana pun. Seluruh tindakan yang dilakukan merupakan bagian dari pelaksanaan hubungan kontraktual yang sah.
Pihak keluarga berharap masyarakat dapat melihat perkara ini dengan jernih dan tidak terburu-buru menghakimi. Mereka meyakini kebenaran akan terungkap melalui proses hukum yang sedang berjalan dan meminta agar asas praduga tak bersalah tetap dijunjung tinggi.
Kisah Yuliana menjadi pengingat di balik setiap perkara hukum terdapat sisi kemanusiaan yang patut dihargai. Di balik status dan proses yang sedang dijalani, ada seorang perempuan yang telah berkontribusi nyata bagi pembangunan Kota Bandar Lampung dan kini tengah berjuang menghadapi ujian hidup dengan keteguhan hati. (*)








