Bandarlampung (Netizenku.com): Dua buku sastra yang berisi kumpulan puisi dan cerpen karya para penulis muda Lampung akan segera meluncur. Karya-karya ini, berjudul “Tula” (Antologi Puisi) dan “Cikgu Domad” (Antologi Cerpen), merupakan produk dari kelas penulisan sastra yang diselenggarakan oleh Lampung Literature bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Devin Nodestyo, Ketua Pelaksana Program, menjelaskan bahwa kelas menulis sastra (puisi dan cerpen) ini telah berlangsung pada bulan Agustus lalu dengan 12 pertemuan, diikuti oleh 40 peserta, sebagian besar merupakan mahasiswa.
“Setelah melalui tahap seleksi karya, 40 peserta yang lolos kemudian mengikuti kelas intensif sebanyak 4 kali dalam seminggu. Kelas tersebut difasilitasi oleh 4 sastrawan, yakni Ari Pahala Hutabarat, Inggit Putria Marga, Yulizar Lubay, dan Alexander GB,” ujarnya.
Devin menambahkan bahwa selama kelas berlangsung, setiap peserta dibimbing untuk mampu menciptakan karya sastra yang memenuhi standar, tidak hanya dari segi penulisan yang benar, tetapi juga karya yang baik dan indah.
“Setelah rangkaian kelas usai, karya-karya peserta yang sudah diseleksi oleh fasilitator kemudian dihimpun ke dalam dua antologi berformat e-book,” jelasnya.
Kedua buku ini akan diresmikan pada Sabtu, 30 September 2023, pukul 19.00, di Rumah Kebun 99 Bandar Lampung. Selain peluncuran e-buku oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, acara ini akan dimeriahkan dengan pembacaan karya oleh peserta kelas menulis dan penampilan musik live oleh Orkes Bada Isya.
Yulizar Lubay, salah satu Fasilitator Kelas Menulis, menyatakan kegembiraannya atas terselenggaranya program kelas menulis sastra oleh Lampung Literature.
“Kebobrokan ekosistem sastra di Lampung memang harus segera diperbaiki. Dan melalui program-program semacam ini, saya berharap akan lahir penulis-penulis baru, yang bukan hanya memiliki niat baik tetapi juga skill yang baik. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini harus selalu ada, baik oleh Lampung Literature maupun komunitas lain yang memiliki visi serupa,” tambahnya. (Luki)