Bandarlampung (Netizenku.com): Masyarakat etnis Tinghoa penuhi Vihara Thai Hin Bio di sepenjang Jalan Ikan Kakap sambut perayaan tahun baru imlek 2570 di Telukbetung Selatan, Selasa (5/2).
Ratusan ornamen hiasan khas imlek terbentang pada tiap sudut Jalan Ikan Kakap, serta rangkaian lampion merah tersusun rapih melayang-layang diatas jalan depan vihara tersebut. Ribuan orang beragam usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, ikut memeriahkan imlek di tahun 2019 ini, terhitung sejak pukul 20.00 WIB masyarakat Teluk Betung berbondong-bondong menghampiri Viahara Thay Hin Bio untuk menyaksikan atraksi barongsai.
Vihara Thai Hin Bio sendiri merupakan tempat ibadah umat Buddha Theravada terbesar yang berada di Kota Bandarlampung. Vihara ini terletak di Jalan Ikan Kakap, kawasan Kampung Pacinan Teluk Betung, Kelurahan Pesawahan, kecamatan Teluk Betung Selatan.
Sementara, suasana menjelang pergantian tahun imlek di dalam vihara Thai Hin Bio tepatnya pukul 00.00 WIB, ribuan lilin merah dengan ukuran besar yang beragam memenuhi tempat ibadah masyarakat etnis Tionghoa.
Ketika mendekati pergantian tahun, satu persatu lilin dihidupkan. Tak heran jika ribuan lilin yang dihidupkan tersebut hingga akhirnya menimbulkan asap yang menyelimuti Vihara beserta aroma khas lilin yang tercampur aroma dupa menyebar luas hingga ke seberang jalan. Lilin-lilin di tempat ini merupakan pemberian dari para jemaah, konon semakin besar lilin yang disumbangkan dipercaya semakin memperlancar rezeki.
Sejumlah petugaspun terlihat sibuk membantu jamaah dalam menaruh dupa setelah ibadah, ada juga yang membantu menghidupkan lilin di Vihara terbesar di Lampung itu. Petugas-petugas tersebut merupakan masyarakat sekitar yang dipekerjakan khusus untuk membantu perayaan imlek. “Keramaian ratusan atau bahkan ribuan jamaah keluar masuk untuk ibadah disini biasanya mulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB, selebihnya sudah mulai berkurang.” ujar Tono, salah satu petugas disela pekerjaannya.
Salah satu pengurus Wihara Thai Hin Bio, Marto Jano mengatakan, sekitar satu bulan waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan dipakai untuk beribadah, termasuk lilin sebagai simbol kemakmuran. Ia juga mengakui, tidak ada persiapan khusus dan tidak ada yang berbeda dengan perayan imlek tahun-tahun sebelumnya, hanya kembang api saja yang tidak ada. Hal itu dikarenakan demi untuk ketentraman.
“Ribuan lilin itu nantinya dihidupkan secara serentak pukul 00.00 WIB tepat pada malam pergantian tahun Imlek, dan dilanjutkan hingga 15 hari sampai upacara Cap Go Meh. Namun saat ini sudah sebagian dihidupkan. Biasanya puncak keramaian umat yang datang untuk beribadah ke klenteng yaitu pertengahan malam nanti,” ujarnya.
Marto juga menjelaskan, biasanya umat yang datang untuk beribadah ke Vihara ini membawa berbagai macam buah dengan warna yang beragam, salah satunya seperti apel yang berwarna merah, pir yang berwarna putih, dan jeruk yang berwarna kuning.
Salah satu jemaah, Chandra juga menyampaikan, sekitar seminggu yang lalu ia sudah mulai mempersiapkan kedatangan hari ini, khususnya persiapan sembahyang untuk para leluhur. Bahkan seperti lilin sudah dipesan dari beberapa bulan lalu. Begitu juga dengan ornamen imlek seperti lampion, angpau, hingga sajian khas Imlek seperti kue keranjang, permen, cokelat, kue kering dan sebagainya, yang merupakan tradisi leluhur turun-temurun yang disebut dengan samseng.
Diiringi alunan musik khas, sekitar sepuluh barongsai dipertunjukan secara bergantian, kemudian tak sedikit pula berbagai orang yang hadir berusaha berfoto ataupun sekedar memberi angpau kepada barongsai tersebut. Terdengar juga jeritan masa seperti “kamera” yang dilontarkan berkali-kali untuk penonton agar tidak menghidupkan cahaya Flash pada kamera saat mengabadikan momen tersebut. Hal itu dikarenakan dapat membuat pemain barongsai sedikit kesilauan, kemudian kehilangan keseimbangan pada saat atraksi diatas beberapa meja berbentuk lingkaran kecil tersebut.
Perayaan berlangsung aman dan tentram, tidak ada sedikitpun tercium aroma-aroma keributan. Kemudian sekitar pukul 00.30 WIB sedikit demi sedikit masyarakat meninggalkan lokasi tersebut, terutama pada orangtua yang membawa anak-anaknya.
Salah satu anggota kelompok pemain seni barongsai, Chantika menyampaikan, Setiap perayaan Imlek ini selalu meriah dan ramai dikunjungi masyarakat sekitar untuk menyaksikan barongsai. “ Biasanya orang-orang akan berdatangan untuk menyaksikan puncak atraksi barongsai di pertengahan malam.” katanya.
Kapolda Tinjau Langsung Keamanan Perayaan Imlek
Kapolda Lampung, Irjen Purwadi Arianto, bersama dengan Forkopimda Lampung pada Senin (4/2) malam meninjau langsung pengamanan malam Tahun Baru Imlek 2019
ke Wihara Amurwa Bhumi dan Wihara Thai Hin Bio, di Telukbetung, Bandarampung
Sebelum melakukan peninjauan seluruh Forkopimda Lampung berkumpul di lobi Polda Lampung sekitar pukul 19.30 WIB.
\”Kita akan melakukan peninjauan keamanan ke Wihara Amurwa Bhumi dan Wihara Thai Hin Bio. Ini untuk mencegaha terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan,\” ungkap Kapolda.
Adapun yang hadir dalam peninjauan kedua wihara di wilayah Telukbetung, Bandarlampung yakni, Kapolda Lampung, Irjen Purwadi Arianto, Kesbangpol Prov Lampung, Wakapolda, Irwasda, PJU Polda Lampung, Danrem 043 Gatam, Dan Brigif 3 Marinir, Dan Lanal, Dan Lanud, PJU Polda Lampung, Kapolresta Bandarlampung. (Adi/Aby)