Lulusan SMK Masih Jadi Penganggur Terbesar di Lampung

Ilwadi Perkasa

Selasa, 18 November 2025 - 20:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan (persen), Agustus 2023–Agustus 2025

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (persen), Agustus 2023–Agustus 2025

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung periode Agustus 2025 kembali menegaskan satu persoalan lama yang tak kunjung selesai, yakni lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menjadi kelompok penyumbang pengangguran tertinggi di provinsi ini. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Lampung naik tipis dari 4,19 persen pada Agustus 2024 menjadi 4,21 persen pada Agustus 2025. Angka tersebut menempatkan lulusan SMK pada posisi paling buruk. Sebab, TPT lulusan SMK mencapai 7,16 persen, tertinggi di antara seluruh jenjang pendidikan dan secara faktual menunjukkan kesenjangan serius antara pendidikan kejuruan dan kebutuhan pasar kerja.

Kenaikan TPT secara umum disertai bertambahnya jumlah penganggur menjadi 213,17 ribu orang, atau naik sekitar 4 ribu dibanding tahun lalu. Ironisnya, kondisi ini terjadi pada saat penyerapan tenaga kerja justru bertambah.

Dalam setahun terakhir, BPS mencatat ada 65,79 ribu orang yang berhasil masuk dunia kerja. Namun pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan membaiknya kualitas pekerjaan yang tersedia.

Proporsi pekerja penuh waktu justru menurun, sementara pekerja paruh waktu dan setengah penganggur atau mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dan masih mencari tambahan pekerjaan meningkat. Artinya, sebagian peluang kerja baru masih bersifat tidak stabil dan belum mampu menyerap lulusan SMK secara masif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski BPS mencatat ada sedikit penurunan TPT SMK dibanding tahun 2024, angkanya tetap di atas 7 persen. Ini menunjukkan persoalan struktural yang belum terpecahkan. Dengan kurikulum yang idealnya menyiapkan lulusan menjadi tenaga siap kerja, tingginya pengangguran SMK mengisyaratkan adanya ketidaksesuaian antara kompetensi yang diajarkan di sekolah dan kebutuhan lapangan kerja nyata, terutama di sektor dominan seperti pertanian, perdagangan, manufaktur, dan industri pengolahan.

Kuat dugaan bahwa dunia industri belum sepenuhnya terhubung dengan lembaga pendidikan kejuruan. Minimnya program magang berbasis industri, keterbatasan peralatan praktik yang mutakhir, hingga belum meratanya link and match di seluruh kabupaten/kota, menjadi faktor yang memperlebar jarak.

Di sisi lain, struktur ekonomi Lampung yang ditopang oleh sektor-sektor dengan produktivitas relatif rendah juga membuat penciptaan lapangan kerja berkualitas belum optimal, sehingga lulusan SMK tak banyak menemukan ruang yang sesuai dengan keterampilan mereka.

Situasi ini menuntut intervensi kebijakan yang lebih terarah. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu memperkuat integrasi antara SMK, perusahaan, dan sektor swasta, termasuk mendorong kurikulum adaptif yang mengikuti kebutuhan industri lokal.

Program peningkatan keterampilan (upskilling) bagi lulusan SMK, perluasan kesempatan magang, dan insentif bagi perusahaan untuk menyerap tenaga kerja terampil bisa menjadi jalan keluar yang realistis.

Selain itu, penciptaan pekerjaan penuh waktu yang lebih stabil harus menjadi fokus, agar pertumbuhan lapangan kerja tidak hanya menambah jumlah pekerja, tetapi juga meningkatkan kualitas pekerjaan yang tersedia.***

Berita Terkait

Bandara Radin Inten II Menuju Internasional, Imelda Optimistis Pariwisata Lampung Terdongkrak
GUSDURian Lampung Gelar Kelas Penggerak untuk Cetak Pemimpin Muda Inklusif
UMP Lampung 2026 Resmi Naik 5,35 Persen Jadi Rp3.047.734
Ekonomi Lampung dan Ilusi Stabilitas (Bagian 3in3)
Kadalistik Kebijakan dan Produksi Citra di Lampung (Bagian 2 in 3)
Penghargaan dan Anomali Fiskal Lampung (Bagian 1 in 3)
Kapasitas Fiskal Tinggi, Mengapa Lampung Tetap Berutang?
Refleksi Akhir Tahun Lampung 2025: Angka Kemiskinan Turun, Nafas Ekonomi Rumah Tangga Masih Diuji

Berita Terkait

Rabu, 24 Desember 2025 - 11:17 WIB

Dinas PPKB Tubaba Gelar Pelayanan KB Keliling

Rabu, 24 Desember 2025 - 11:14 WIB

Tiyuh Gunung Timbul Realisasikan Dana Desa 2025 untuk Infrastruktur

Selasa, 23 Desember 2025 - 20:28 WIB

Pemkab Tubaba Perketat Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Bersama

Kamis, 18 Desember 2025 - 20:14 WIB

Pemkab Tubaba Salurkan Bantuan Rp574 Juta untuk Korban Banjir Bandang

Kamis, 18 Desember 2025 - 15:11 WIB

Pemkab Tubaba Terima Bantuan 7 Bentor Sampah dari PGN

Rabu, 17 Desember 2025 - 23:30 WIB

Dorong Profesionalisme Aparatur, Tiyuh Kagungan Ratu Agung Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas

Selasa, 16 Desember 2025 - 10:08 WIB

Pemkab Tubaba Bangun Ikon Baru di Kota Budaya Uluan Nughik 

Senin, 15 Desember 2025 - 18:09 WIB

Raimuna Cabang IV Pramuka Kwarcab Tubaba Resmi Dibuka 

Berita Terbaru

Celoteh

Tujuh Pejabat Baru, Ujian Sesungguhnya Baru Dimulai

Rabu, 24 Des 2025 - 12:20 WIB

Lampung

UMP Lampung 2026 Resmi Naik 5,35 Persen Jadi Rp3.047.734

Rabu, 24 Des 2025 - 11:46 WIB