Lampung kembali mencuri perhatian dalam peta pembangunan pangan nasional. Perum Bulog Lampung mengusulkan penambahan empat unit gudang baru untuk memperkuat infrastruktur pascapanen serta mendukung penyerapan gabah dan beras yang terus meningkat. Usulan ini mencakup Bandarlampung, Tulangbawang Barat, Lampung Tengah, dan Lampung Utara.
Wakil Pimpinan Wilayah Perum Bulog Lampung, Erdi Baskoro, menyampaikan bahwa proposal tersebut kini menunggu keputusan pusat. “Terkait pengusulan itu, kami masih menunggu keputusan pusat,” ujar Erdi, Jumat (14/11/2025).
Penambahan gudang baru direncanakan berdiri di atas lahan Bulog yang dibiayai APBN. Menurut Erdi, tambahan kapasitas ini akan menjadi lompatan penting dalam memperkuat daya tampung dan memperlancar tugas penyerapan, terutama menghadapi proyeksi peningkatan produksi tahun mendatang.
Tak hanya mengandalkan dukungan pusat, Bulog Lampung juga membuka peluang kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung. Rencananya, jika Lampung siap, Bulog siap membangun fasilitas pergudangan dan rice milling unit (RMU) di atas lahan hibah Pemprov. Kolaborasi ini bahkan berpotensi menghidupkan kembali program penyaluran rutin beras untuk ASN yang pernah berjalan pada era Orde Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika terwujud, skema tersebut tidak hanya memperkuat posisi Bulog dalam penyerapan beras, tetapi juga membuka ruang bagi BUMD Lampung untuk berperan dalam rantai perdagangan dan distribusi pangan.
Langkah percepatan pembangunan gudang bukan hanya agenda daerah, tetapi juga menjadi prioritas pemerintah pusat. Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa penguatan infrastruktur pascapanen kini menjadi instruksi langsung Presiden. “Pemerintah tidak boleh membiarkan hasil panen petani terhambat penyerapannya hanya karena keterbatasan gudang. Kita harus bertindak cepat,” ujarnya usai penandatanganan SKB di kantor Kemenko Pangan, Selasa (11/11/2025).
Proyeksi BPS menunjukkan produksi beras nasional 2025 mencapai 34,77 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan surplus 3,8 juta ton. Kondisi ini menjadi bukti peningkatan kapasitas produksi, namun juga menuntut kesiapan infrastruktur penyerapan agar harga dan pasokan tetap terjaga di tingkat petani.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, turut menekankan bahwa keterbatasan gudang adalah hambatan utama yang harus segera diselesaikan. Pemerintah kini menargetkan pembangunan 100 gudang Bulog dengan anggaran Rp5 triliun. “Ini jawaban dari keluhan para petani. Gudang kurang, sementara panen melimpah. Maka 100 gudang akan dibangun secepat-cepatnya,” tegasnya.
Proyek besar ini akan dibiayai APBN melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN). Total 100 gudang akan dibangun:, 51 dikerjakan di lahan Bulog, dan 49 di lahan hibah pemerintah daerah. Fasilitas yang dibangun meliputi gudang modern, rice-to-rice processing, dan dryer yang memperkuat rantai pascapanen dari hulu ke hilir.
Dengan rencana ekspansi ini, Lampung berada pada momentum strategis, memperkuat posisi sebagai pusat pangan Sumatera sekaligus bagian dari tulang punggung ketahanan pangan nasional. Pemerintah daerah, Bulog, dan pusat kini berada dalam satu garis optimisme memastikan produksi yang meningkat dapat terserap optimal dan memberi nilai tambah bagi petani dan optimalisasi pendapatan daerah.***








