Bandarlampung (Netizenku.com): Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperbolehkan siswa SMK serta mahasiswa untuk menggelar praktik secara langsung di sekolah maupun kampus.
Nadiem Makarim mengatakan praktik secara langsung diperbolehkan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi Covid-19.
Wakil Kepala Bidang Kurikukum SMKN 4 Bandarlampung, Dra Ernitawati, mengatakan kebijakan untuk belajar tatap muka pelajaran praktik produktif tergantung Pemda, Kepala Sekolah, dan Wali Murid.
\”Sebelum ada imbauan dari pak Menteri memperbolehkan belajar tatap muka produktif, kita sudah koordinasi dengan semua ketua jurusan di sini,\” kata Ernita saat ditemui Netizenku.com di ruangan Kepala SMKN 4, Senin (10/8).
\”Karena memang, walau bagaimanapun praktik itu enggak bisa cuma daring, susah, perlu alat secara real,\” lanjut dia.
Pihak sekolah telah menyusun jadwal belajar tatap muka, dan rencananya dilakukan dengan pergantian shift menghindari kerumunan dan jaga jarak.
\”Jaga jarak juga karena di kelas kan enggak mungkin juga 36 siswa di Lab ruang komputer itu kita jaga jarak, kan jauh. Ya sudah kita pakai shift, rencananya shift pertama di Minggu Ke-1 dan Ke-3. Kemudian shift kedua di Minggu Ke-2 dan Ke-4,\” ujarnya.
Dalam setiap pergantian shift, alat-alat praktikum akan disterilisasi. Pembelajaran dimulai pukul 07.15-11.30 WIB untuk semua bidang keahlian.
\”Sehingga dalam pembelajaran 3.5 jam dalam satu hari mereka dibuat full, habis satu mata pelajaran, materinya diselesaikan,\” katanya.
Dan untuk pembelajaran yang lain, lanjut Ernita, berdasarkan muatan kewilayahan dan nasional, untuk semester saat ini, semester ganjil, tetap belajar dari rumah. Setelah selesai nanti bergantian di semester genap.
Sekolah akan menyiapkan kurikulum darurat, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar (KIKD) SMK.
Agar produktif, sekolah menyederhanakan kurikulum dari Silabus (rencana pembelajaran) baru turun ke Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
\”Kita sudah coba cari KIKD yang dikeluarkan oleh Balitbang, tapi ditunda. Ternyata di sana baru tersedia untuk muatan nasional dan kewilayahan. Jadi memang ada penyederhanaan kompetensi dasar, tidak begitu banyak,\” katanya.
Berdasarkan hasil penelusuran pihak sekolah di Balitbang, kurikulum produktif SMK baru sebatas Prakarya dan Kewirausahaan.
\”Sehingga kalau kita mau susun kurikulum darurat harus ada acuan dulu yang sudah ditetapkan. Paling ya dari kurikulum nasional yang sudah ada,\” ujarnya.
Sekolah memiliki 3 pilihan alternatif kurikulum dalam kondisi khusus darurat.
Yang pertama memakai kurikulum nasional yang lama dengan menyederhanakan penyampaian.
Dan yang kedua, kurikulum darurat yang sudah disederhanakan.
\”Kemudian yang ketiga dengan cara kurikulumnya tadi, disederhanakan secara mandiri oleh sekolah. Tapi kan kita mandiri harus ada acuannya, seperti apa standarnya. Kita masih menunggu,\” tutupnya. (Josua)