Bandarlampung (Netizenku.com): Keterbatasan lahan dan musim kekeringan yang sering melanda Lampung menjadi tantangan bagi para peternak.
Untuk menjawab kesulitan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan), Lili Mawarti, menghadirkan inovasi pakan ternak yang tidak terpengaruh cuaca, yaitu rumput pakchong tansa.
Tak tanggung, lahan seluas 8 hektar yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Sari Natar tepatnya di desa korporasi sapi ia “sulap” menjadi tempat untuk mengembangkan rumput pakchong.
Ia pun turut menggandeng Ikatan Sarjana Pertanian Indonesia (ISPI) dan Tim Ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendampingi proses pengembangan rumput variates baru.
“Rumput yang di kembangkan bernama Rumput pakchong tansa. Itu yang mengelola lahan dari KPT Maju Sejahtera,” ujarnya kepada wartawan Netizenku.com, Kamis (22/2).
Menurut uraiannya, rumput pakcong merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dengan Pearl millet (Pennisetum glaucum).
Selain itu rumput pakchong tansa memiliki beberapa keunggulan antara lain tahan terhadap panas dan toleransi terhadap naungan ringan tinggi, memiliki bulu yg sangat sedikit, kadar gula yg tinggi dan batang yang lebih empuk sehingga disukai ternak. Serta tahan terhadap penyakit,
“Sekali ditanam bisa dipanen setiap 3 bulan sekali dengan potensi maksimal mencapai 6p hingga 80 ton/ha, rumput pakchong tansa memiliki ciri khas dengan tinggi tanaman mencapai 3 meter dan tidak memiliki bunga. Tansa itu nama dari desa tempat pengembangan artinya Tanjung sari,” urai dia.
Pihaknya juga telah mengusulkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTP) untuk menjadi salah satu varietas rumput asli Lampung bernama rumput pakchong varietas tansa.
Syukurnya, lanjut dia, rumput asli Lampung itu telah terdaftar di PPVTP. Saat ini masih dalam proses pelepasan variates oleh Tim Pemulia, Tim Peneliti, dan Direktorat Pakan Ditjen PKH Kementan.
“Jadi kalau sudah ngomong rumput tansa, itu artinya rumput asli Lampung,” lanjutnya.
Dengan menjadi rumput asli Lampung, terang dia, bisa jadi menanam rumput pakcong lebih ekonomis dan menghasilkan. Petani dapat tertarik untuk memproduksi rumput jenis itu.
“Kedepannya rumput pakchong tansa ini akan diperjualbelikan melalui e-katalog oleh petani,” tutupnya. (Luki)