Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung menggandeng Institut Teknologi Sumatera (Itera) untuk meningkatkan kapasitas produksi petani milenial di Kota Tapis Berseri.
Peningkatan produksi di lahan terbatas perkotaan, seperti Kota Bandarlampung, dilakukan dengan pendekatan teknologi sehingga kapasitas petani milenial perlu ditingkatkan melalui smart farming oleh Kementerian Pertanian.
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana berharap Kementerian Pertanian dan Itera memberikan pelatihan kepada petani milenial kota setempat.
\”Bunda berharap dari Kementerian Pertanian dan Pak Rektor untuk melatih juga anak-anak kita yang ada di Kota Bandarlampung. Apalagi kita sudah membuat lembaga untuk anak-anak muda di beberapa tempat,\” kata Eva Dwiana usai membuka Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani Milenial Kota Bandarlampung di Kampus Itera, Kamis (18/3).
\”Mudah-mudahan pertanian di Kota Bandarlampung, walaupun lahannya terbatas, bisa menghasilkan buat keluarga masing-masing dan berlanjut,\” ujar Eva Dwiana.
Wali Kota juga berharap melalui pelatihan petani milenial, Kota Bandarlampung mendapatkan dukungan untuk pengembangan penghijauan.
Rektor Itera Prof Ir Ofyar Z Tamin MSc PhD IPU mengatakan kampus Itera dipilih oleh Kementerian Pertanian berdasarkan petunjuk Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, yang berasal dari Lampung.
\”Dalam konteks ini (petani milenial), sejalan dalam pengembangan kita juga, karena kita mau mencoba mengembalikan kampus ini menjadi kampus yang hijau, makanya motto kita Forest Campuss,\” kata Prof Ofyar.
Kampus Itera berdiri di atas lahan 285 hektar dan memiliki Kebun Raya seluas 5 hektar, Kebun Buah 10 hektar, hutan serba guna 10 hektar, dan argorithm 5 hektar.
\”Untuk pertanian milenial kami sediakan lahan 10 hektar dan mungkin bisa bertambah. Ada pertukaran pengalaman dan pengetahuan juga karena Pak Sudin mengarahkan kepada Kementerian Pertanian untuk bisa membantu menyebarkan di Provinsi Lampung,\” kata Prof Ofyar.
Kerja sama pertanian dilakukan dengan pendekatan agrowisata melibatkan seluruh program studi (prodi).
Itera akan fokus pada penerapan teknologi, baik mekanisasi maupun informasi, untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi pertanian.
\”Itu yang disebut pertanian milenial memanfaatkan teknologi yang ada. Kalau dulu kan disurvei, sekarang cukup pakai satelit Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional),\” ujar Prof Oyar.
Pemakaian teknologi pada era Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian akan memudahkan akses informasi.
\”Contoh sekarang, untuk bisa melihat lahan yang akan berbuah cukup pakai satelit saja. Dulu untuk mengetahui lahan yang cocok untuk (tanaman) butuh 6-9 bulan, sekarang minta informasi dari Lapan, langsung ketahuan, dianalisis dalam waktu seminggu sudah ketahuan apa yang harus dilakukan,\” pungkas Prof Ofyar.
Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian, Husnaini MP MSc PhD, menjelaskan untuk lahan pertanian perkotaan memakai teknik urban farming dengan media tanam.
\”Nanti didesain bagaimana rumah tangga juga punya pertanian di pekarangan rumah. Bunda (Wali Kota Eva Dwana) tadi sampaikan bagaimana ibu-ibu juga menanam tanaman di pekarangannya untuk pemenuhan kebutuhan. Tidak perlu membeli dari luar kebutuhan utama,\” kata Husnaini.
Dia berharap kampus Itera bisa memfasilitasi pengembangan petani milenial dengan menyediakan bangunan khusus untuk pertanian.
\”Sawah pun bisa dicoba di situ. Tahun ini kita coba di Bogor dulu, tahun depan di Itera sehingga masyarakat Lampung terutama Kota Bandarlampung bisa melihat,\” ujar Husnaini.
Hal yang perlu diperhatikan ke depan adalah pemilihan tanaman komoditas untuk memenuhi kebutuhan pasar.
\”Pemilihan komoditas bisa kita bantu untuk tanaman yang sesuai. Kita punya peta kesesuaian komoditas untuk Lampung dan Kota Bandarlampung, serta semua kecamatan. Sudah ada, nanti kita serahkan ke Bappeda,\” pungkas dia. (Josua)