Pj Gubernur, Samsudin, meminta Ikaperta (Ikatan Alumni Pertanian) Unila untuk mengusulkan ke panelis debat calon gubernur yang sebentar lagi akan dihelat KPU, agar menjadikan bidang pertanian sebagai materi yang ikut dibahas oleh para kandidat pilgub.
Bandarlampung (Netizenku.com): MENURUT Samsudin yang kerap disebut media dengan sapaan Uncle Sam itu, usulan menyertakan pembahasan pertanian menjadi penting bukan tanpa alasan. “Ada banyak argumentasinya,” ucapnya, saat menerima kepengurusan Ikaperta Unila yang dipimpin Ketua Umum, Elvira Umihanni, di kantor sementara Pj Gubernur yang berada di lingkungan Kota Baru, Jumat (11/10/2024) sore.
Beberapa alasan kuat yang dimaksudnya yakni mata pencarian masyarakat Lampung 50 persen lebih masih di sektor pertanian, dan 9,4 juta penduduknya membutuhkan pasokan komoditi pertanian. “Jadi pertanian sebagai hal strategis untuk dipahami kepala daerah, baik untuk tingkat provinsi maupun kabupaten,” terangnya.
Oleh karenanya Samsudin mengapresiasi rekomendasi di bidang pertanian yang diusulkan Ikaperta, mengingat di dalam organisasi ini berisikan para sarjana dan pakar di bidang pertanian.
Pada kesempatan itu, Pj Gubernur juga berpesan kepada kepengurusan Ikaperta 2024-2028 untuk fokus mengurusi program yang mampu memberi kontribusi bagi khalayak luas. “Jangan habiskan waktu dan pikiran untuk mengurusi pengurus. Karena fenomena belakangan yang sering saya temui, tidak sedikit organisasi yang berkonflik di internal. Akhirnya muncul dualisme, tigalisme atau empatlisme kepengurusan,” kata Samsudin, setengah berkelakar.
Menurutnya, ketika kepengurusan sebuah organisasi terbentuk, maka semua harus bersinergi mendampingi dan mendukung program-program yang digulirkan. Meski, tidak menutup kemungkinan muncul oknum-oknum yang memaksakan kehendak pribadi atau beberapa orang yang berpotensi melahirkan konflik. “Hindari hal-hal seperti itu. Pengurus Ikaperta fokus saja mengurusi program,” pesan Pj Gubernur.
Dirinya juga menyampaikan sebenarnya dia sangat ingin hadir saat pelantikan kepengurusan Ikaperta pada pekan lalu, hanya saja keinginan itu tidak terwujud lantaran sedang melakukan kunjungan ke daerah. “Tapi saya tetap ingin ketemu pengurus Ikaperta. Makanya saya undang dan kita bertemu hari ini,” ungkapnya.
Sementara Ketua Umum, Elvira Umihanni, yang didampingi sekretaris Erdi Suroso dan Ketua Harian Fahuri Wherlian Ali, serta perwakilan pengurus, menyampaikan terima kasih atas atensi Pj Gubernur kepada Ikaperta.
Elvira menyampaikan, saat ini jajaran kepengurusan Ikaperta sedang membahas program-program di tingkatan tiap bidang. Nantinya dari usulan-usulan itu akan dipilah mana yang prioritas untuk diimplementasikan. “Proses pembahasan di tiap bidang masih terus berlangsung,” katanya yang juga Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung itu.
Menanggapi hal ini Pj Gubernur berpesan agar Ikaperta dapat memfasilitasi munculnya inovasi-inovasi brilian di bidang pertanian. “Saya pikir sudah waktunya bagi riset pertanian untuk melangkah lebih maju lagi. Lebih kepada orientasi melahirkan terobosan-terobosan inovatif yang tidak hanya berkutat pada hal-hal konvensional. Jadi benar-benar sebuah lompatan besar. Memang saya yakin tidak mudah. Tapi justru di situ tantangannya. Saya berharap Ikaperta bisa mendorong proses terwujudnya kondisi demikian,” pintanya.
Samsudin lantas menceritakan ketertarikannya akan terobosan besar yang dilakukan China. Menurutnya, saat berkunjung ke Negeri Tirai Bambu tersebut, dia melihat tanaman padi diupayakan di laut dan danau-danau. “Saya lihat itu padi. Mereka bisa lakukan itu. Kalau dibandingkan, kita di Indonesia juga punya banyak laut, danau dan embung. Tapi yang belum kita punya adalah ilmunya, inovasinya. Di sini peran sekaligus tantangan bagi peneliti pertanian untuk bisa mewujudkannya,” urainya.
Dia juga mencermati, saat ini sedang berlangsung gerakan anak-anak muda di China berbondong-bondong kembali ke desa. Mereka mempelopori gerakan membangun desa melalui pertanian. “Kalau dilihat di instagram mereka, anak-anak muda di China itu tampil keren-keren dan bangga mengelola pertanian,” sambung Samsudin.
Sebaliknya, imbuh dia, saat ini indikasi kurang minatnya generasi muda Indonesia terhadap bidang pertanian mulai terlihat. Bahkan tidak sedikit para sarjana pertanian, termasuk dari perguruan tinggi ternama seperti IPB yang dikenal jawara di bidang pertanian, para lulusannya mayoritas tidak bekerja di sektor pertanian.
“Ini fenomena mengkhawatirkan sekaligus menyedihkan. Kalau tidak diprogram dari sekarang saya khawatir pada 2045 dimana penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318 juta jiwa, dan sekarang dikenal sebagai negara agraris, nantinya justru anak-anak mudanya malah enggan bertani. Sekarang pun sudah terasa kalau kita mulai tercerabut dari akarnya, meninggalkan pertanian,” ungkap Samsudin.
Untuk itu dirinya meminta Ikaperta Unila untuk ikut peduli mencermati sekaligus mencarikan solusi atas kecenderungan tersebut. “Ini menjadi salah satu PR besar Ikaperta,” pungkasnya. (*)